JAKARTA, KOMPAS.com -
Peringatan itu dikatakan pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjojanto, di Jakarta, Selasa (7/4). Hal itu dikatakannya terkait dengan jatuhnya pesawat Fokker (F)-27 milik TNI Angkatan Udara yang menewaskan 24 prajurit TNI AU, termasuk 17 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, di Bandara Husein Sastranegara, Bandung (Kompas, 7/4).
Pengajar teknik penerbangan di Institut Teknologi Bandung, Hari Muhammad, menambahkan, pesawat F-27 sebaiknya tak dipakai lagi karena berisiko. ”Walau dilakukan aging (penambahan usia melalui perawatan yang baik), usia pemakaian pesawat jenis itu sebaiknya hingga 25 tahun. Normalnya, 15-20 tahun,” ujarnya.
Secara terpisah di Jakarta, Senin malam, Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengakui, kecelakaan F-27 dengan nomor A-2703 TNI AU harus menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Banyak alutsista TNI yang tua. ”Kita tahu, pesawat itu tua, buatan tahun 1976,” katanya.
Wapres mengakui, 24 prajurit TNI AU yang tewas itu tengah menjalankan tugas. Pemerintah memberikan perhatian dan
Dari Bandung dilaporkan, 19 jenazah korban kecelakaan F-27 TNI AU, Selasa, diberangkatkan ke Bali, Magetan, Padang, Makassar, Jakarta, dan Yogyakarta. Jenazah diberangkatkan memakai dua pesawat Hercules tipe C-130. Sebelumnya digelar upacara pelepasan jenazah dengan inspektur upacara Komandan Korps Paskhas TNI AU Marsekal Pertama Harry Budiono.
Di Jakarta, enam jenazah korban diterima Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Subandrio di Lanud Halim Perdanakusuma. Selanjutnya dilakukan serah terima jenazah dari keluarga korban, yang diwakili Panglima Kodam Iskandar Muda Mayor Jenderal TNI Soenarko, ayah kopilot Lettu (Pnb) Yudho Pramono, kepada pemerintah. Lima jenazah yang semuanya kru pesawat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, kecuali pilot Kapten (Pnb) I Gede Agus Tirta Santosa yang diterbangkan ke Bali.
Mereka yang dimakamkan di TMP Kalibata adalah Yudho Pramono, Letda (Tek) Dadang Setiyono, Letda (Tek) Rachmat Suryono, Serda Bakhtiar, dan Serda Mas Karebet.
Tiga jenazah dikembalikan ke keluarga masing-masing di Lanud Iswahjudi, Magetan, yakni Pratu Teguh Widodo, Pratu Danang Tetuko Mulyatin, dan Prada Erwin Agus Untoro. Kedatangan jenazah disambut dengan upacara kemiliteran yang diwarnai isak tangis. Di antara keluarga korban adalah istri Teguh, Nur Ika Mayasari (23), yang kini hamil enam bulan. Ia terus berurai air mata.
Jenazah Pratu Didik Kurniawan tiba di rumah duka di Kasuran, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Selasa. Kedatangan jenazah juga disambut isak tangis keluarga, terutama istri Didik, Dwi Lestari (25), yang mengandung anak pertama mereka. Usia kehamilan Dwi saat ini delapan bulan.
Sebelumnya, tujuh korban kecelakaan pesawat F-27, termasuk Didik, disambut dengan upacara militer di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Enam korban lain adalah Letnan Satu Wahyu Nanik Sardi, Prada Heru Kustanto, Pratu Ari Purwanto Putro, Prada Ipnu Setiawan, Prada Dedi Jati Kuncoro, dan Pratu Darmanto. Mereka dimakamkan di daerah masing- masing.
Jenazah Letnan Satu (Psk) Dhani Ariadi Koto, korban lain, dimakamkan di Limau Manis, Padang. Keluarga, kerabat, dan anggota TNI AU mengiringi pemakamannya.
Dari Makassar, tiga jenazah korban, yakni Lettu (Psk) Baso Nai, Pratu Abdul Kadir, dan Prada Faisal Rezki, diterima di Bandara Sultan Hasanuddin. Upacara serah terima jenazah kepada keluarga dipimpin Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI IB Putu Dunia. Setelah upacara, ketiga peti jenazah dimasukkan ke tiga ambulans. Isak tangis keluarga dan kerabat pun terjadi.
Menurut Andi, TNI perlu segera menerapkan mekanisme pengelolaan alutsista transisional, yang di dalamnya tegas disebutkan perlunya reduksi. ”Jika tidak, ibaratnya prajurit TNI selalu berada dalam ’peti mati’ yang sewaktu-waktu akan membunuh mereka,” ujarnya.
Pengurangan alutsista itu, kata Andi, tak hanya untuk pesawat, tetapi juga alutsista lain yang berfungsi mengangkut personel. Kini tingkat kesiapan alutsista TNI tak lebih dari 40 persen.
Andi mengakui, reduksi akan mengakibatkan kekosongan alutsista TNI. ”Sebab, alutsista yang dikurangi tidak bisa digantikan langsung akibat anggaran yang minim. Namun, itu harus berani diambil,” ujarnya.
Namun, KSAU mengatakan tidak ada masalah dengan kelaikan F-27 Troopship/A-2703 yang jatuh di Bandung. Karena itu, berbagai pihak tak perlu mengaitkan usia atau tahun produksi pesawat dengan kelaikan terbangnya. Selama perawatannya baik dan pesawat dinyatakan laik terbang, usia pesawat bukan masalah.
”Pesawat Hercules yang usianya lebih lama saja laik terbang. Jika pesawat tak laik, saya suruh menerbangkan, sama saja saya membunuh anak buah. Pesawat tempur Raptor (F-22) Amerika Serikat saja bisa jatuh,” katanya.
Di Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih ada daftar belanja alutsista TNI yang diusulkan sejak tahun 2005 belum direalisasikan hingga kini sehingga anggaran yang dialokasikan untuk pembeliannya pun tak terpakai.