Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY-JK Nyapres, Pemulihan Krisis Jangan Terganggu

Kompas.com - 23/02/2009, 17:08 WIB

JAKARTA, SENIN — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla disebut-sebut akan maju jadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2009. Para pelaku usaha mengharapkan majunya JK dan SBY tidak mengganggu upaya pemulihan krisis.

"Pemerintah harus tetap fokus dan mampu mengendalikan potensi konflik akibat pencalonan JK sebagi capres yang akan berhadap-hadapan dengan SBY pada pemilu mendatang dan karena itu diharapkan efektivitas stimulus fiskal 2009 akan memulihkan keyakinan investor," kata Bambang Soesatyo, Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia, Senin (23/2).

Menurut Bambang, kondisi perekonomian ke depan masih menghadapi banyak tantangan. Rupiah akan terus melemah sementara cadangan devisa akan terkuras, jika pemerintah dan Bank Indonesia terus membiarkan kinerja perekonomian nasional memburuk. "Kerusakan parah perekonomian kita menjadi penyumbang terbesar kejatuhan nilai tukar rupiah, yang pekan lalu ditutup pada level Rp 12.100 per dollar AS," katanya.

Saat ini, lanjut Bambang, satu-satunya pelindung rupiah adalah intervensi BI. Tanpa intervensi, Bambang mengatakan, rupiah sudah jauh terperosok. "Pemerintah dan DPR mestinya tidak bisa membiarkan BI terus-menerus mengamankan rupiah dengan menguras cadangan devisa. Harus dicarikan jalan atau strategi lain untuk mencegah kemerosotan rupiah lebih jauh," katanya.

Menurut Bambang, pada pertemuan Menkeu ASEAN di Bangkok pekan lalu, telah disimpulkan bahwa perekonomian Asia mendapat tekanan hebat akibat merosotnya ekspor dan pelarian modal. "Pelarian modal terjadi karena para pemiliknya khawatir dengan kinerja perekonomian negara-negara di Asia," katanya.

Dalam konteks itu, Bambang mengatakan, Indonesia berarti telah gagal menahan modal asing tetap di dalam negeri, kendati tetap mempertahankan suku bunga acuan yang tinggi dibanding negara lain. "Arus keluar modal asing tak hanya disebabkan kebutuhan di negara asal pemodal atau investor, melainkan juga karena kekhawatiran mereka akan terus memburuknya kinerja perekonomian Indonesia. Arus keluar yang berkelanjutan itulah yang menyebabkan rupiah terus melemah," ujarnya.

Dikatakan pemerintah, DPR dan BI masih punya alat untuk membangun keyakinan pemodal asing maupun lokal, yakni dengan merancang stimulus fiskal dalam APBN-P 2009 yang lebih progresif, implementatif, dan tepat sasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com