Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Pemilu 2009 di Bandung Lemah

Kompas.com - 22/02/2009, 21:54 WIB

BANDUNG,MINGGU-Sosialisasi penyelenggaraan pemilihan umum 2009 di Jawa Barat, atau Kota Bandung pada khususnya, belum maksimal. Hal itu antara lain terlihat dari pengakuan sejumlah warga Kota Bandung, Minggu (22/2), yang bahkan belum mengetahui kapan waktu pemungutan suara.

Saepudin Al Anshori (26), warga Cicendo, mengatakan, dirinya belum pernah didatangi panitia pemilihan kecamatan (PPK) atau panitia pemungutan suara (PPS) di tempat tinggalnya. Pengalaman pada pemilu 2004, petugas PPK atau PPS aktif mendatangi rumah warga atau mengadakan simulasi pemungutan suara di kelurahan.

"Saya belum tahu kapan Pemilu diadakan, tetapi dengar-dengar sebentar lagi. Saya menunggu petugas datang untuk memberi kartu pemilih," katanya, seraya menambahkan bahwa dirinya tidak berkeinginan mencari informasi tentang kepemiluan dari perangkat desanya, semisal RT atau RW.

Ia beralasan bahwa hal itu membuang-buang waktu. Sebab, saat ini yang menjadi prioritas utamanya ialah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Meski demikian, ia mendengar informasi kepemiluan dari rekan-rekan kerjanya sesama pedagang kaki lima. Selain itu, stiker dan poster calon anggota legislatif yang bertebaran di penjuru kota membantunya untuk mengetahui cara pemberian suara dengan mencentang.

"Saya melihat banyak sekali partai politik dan caleg yang memasang gambarnya. Saya jadi bingung nanti memilih yang mana," ujar Saepudin yang baru dua kali ini memiliki hak pilih dalam Pemilu.

Warga lainnya, Ade Tarsa (37), mengaku sama sekali belum mengetahui kapan waktu pelaksanaan Pemilu. Sepanjang pengetahuannya, cara memberikan suara pun masih mencoblos, tidak mencentang. Namun, ia mengetahui bahwa jumlah parpol dan caleg dalam Pemilu 2009 jauh lebih banyak dibandingkan Pemilu 2004.

Ketidaktahuan mengenai Pemilu tidak hanya dialami warga awam, tetapi juga kaum terdidik seperti mahasiswa. Dian (20), mahasiswa jurusan informatika dari Institut Teknologi Bandung, misalnya, mengaku hanya mengetahui bahwa Pemilu 2009 diselenggarakan pada April. "Tetapi, saya tidak mengetahui kapan pastinya tanggal pemungutan suara," ujarnya.

Sebagai pemilih pemula, Dian menyatakan tidak akan menjadi golongan putih (golput). "Saya sudah mempunyai pilihan caleg dan parpol," katanya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung Heri Sapari membenarkan lemahnya sosialisasi pemilu 2009. Sejumlah PPK dan PPS sudah mulai turun ke lapangan untuk mensosialisasikan secara langsung serta menyelenggarakan simulasi. Namun, keterbatasan dana lagi-lagi menjadi persoalan.

"Sikap apatis masyarakat yang enggan aktif mencari informasi juga membuat beban sosialiasi KPU berat, terlebih banyak tata-cara pemilu 2009 yang berbeda dengan pemilu 2004," katanya.

Untuk menjangkau warga yang belum tersentuh sosialisasi oleh PPK dan PPS, KPU Kota Bandung mengupayakan pemasangan alat peraga sosialisasi, yakni stiker, baliho, dan spanduk. Alat peraga itu sedang diproduksi dan ditargetkan bisa dipasang di sudut- sudut kota yang ramai pada awal Maret 2009.

"Dua materi pokok akan dicantumkan dalam alat peraga sosialisasi, yakni informasi waktu pemungutan suara pada 9 April 2009, dan cara pemberian suara dengan mencentang satu kali pada salah satu item nama caleg atau nomor caleg atau gambar parpol," kata Heri.

Ia mengatakan, sosialisasi yang lemah berpotensi meningkatkan angka golput. Namun, ia berharap angka golput di Kota Bandung pada Pemilu 2009 tak lebih tinggi daripada golput pada pemilihan Wali Kota Agustus lalu yang mencapai 33 persen.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com