Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasembada Hanya Jadi Retorika Politik

Kompas.com - 20/02/2009, 02:50 WIB

JAKARTA,KAMIS-Populasi sapi potong di Indonesia terus menurun. Tahun 1998, populasi sapi potong mencapai 12,8 juta ekor, tetapi pada tahun 2008 hanya 10,2 juta ekor. Padahal, kebutuhan terhadap daging sapi terus meningkat.

Oleh karena itu, menurut Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudo Husodo, swasembada daging sapi yang dicanangkan Menteri Pertanian Anton Apriyantono pada awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mungkin tercapai.

Apalagi, pemerintah justru sibuk dengan rencana mengimpor daging sapi dari negara baru, bukan mengejar peningkatan populasi. ”Swasembada seolah hanya menjadi retorika politik,” ujarnya di Jakarta, Kamis (19/2).

Dijelaskan, terus menurunnya populasi sapi potong karena laju kelahiran anak sapi lebih lambat dibanding kebutuhan sapi potong. Rata-rata setiap tahun dibutuhkan 2,2 juta ekor sapi potong, tetapi jumlah sapi yang dilahirkan hanya 1,5 juta ekor.

”Pemerintah harus mengambil kebijakan yang jelas untuk menambah populasi sapi potong. Misalnya, mendatangkan sapi betina besar-besaran dari negara lain yang bebas penyakit berbahaya, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK),” ujar Siswono.

Sebelumnya, pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR dengan Direktur Jenderal Pertenakan dan Tjeppy D Soedjana, Rabu (18/2), Komisi IV DPR meminta Departemen Pertanian mengkaji lebih dalam rencana mengubah kebijakan impor daging sapi dari berbasis negara menjadi berbasis zona.

Komisi IV DPR juga meminta Deptan semaksimal mungkin mengembangkan usaha peternakan di dalam negeri sehingga rencana swasembada daging tahun 2010 tercapai.

Menurut anggota Komisi IV DPR Mardjono, rencana membuka impor daging sapi yang bersumber dari negara baru, yang belum bebas PMK, bertolak belakang dengan kebijakan swasembada daging sapi. ”Mengapa impor daging sapi dan sapi tak dihentikan saja, lalu fokus mencapai target swasembada,” ujarnya.

Tjeppy berpendapat, penghentian impor akan mendorong pembenahan kebijakan usaha ternak sapi di dalam negeri.

”Begitu pula kambing dan domba juga akan menjadi alternatif menarik pemenuhan kebutuhan daging di dalam negeri,” katanya. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com