Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kerusakan DAS Cimanuk Tinggi

Kompas.com - 11/02/2009, 19:35 WIB

CIREBON, RABU — Kerusakan dan lahan kritis pada daerah aliran sungai atau DAS Cimanuk, yang melintas dari Kabupaten Garut hingga Indramayu, ternyata relatif parah. Kerusakannya sekitar 28 persen dari daerah tangkapan airnya.

Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Prijo Sambodo, kondisi lahan kritis di DAS Cimanuk, dari hulu hingga hilir, 40.875 hektar (ha) atau sekitar 28 persen dari daerah tangkapan airnya. Dari 11 titik, ada tiga lokasi yang mengalami kerusakan terparah, hingga di atas 35 persen.

Ketiga daerah itu adalah di daerah Cimanuk Hulu, lahan kritisnya sampai 8.057 ha atau sekitar 50 persen dari daerah tangkapan air. Yang kedua, di sepanjang DAS Cikamiri-Ciroyom 3.572 ha (35 persen) di Kabupaten Garut, dan yang ketiga sepanjang DAS Cialing-Cicacaban 6.618 ha (46 persen) di Kabupaten Sumedang.

Prijo menjelaskan, tindakan utama untuk menyelamatkan DAS Cimanuk ada dua, yaitu secara teknis dan vegetatif. Upaya teknik dilakukan dengan membangun cekdam di sepanjang DAS yang berfungsi menampung lumpur yang terbawa arus sungai. Lumpur atau kerikil yang tertampung di cekdam tersebut nantinya boleh dimanfaatkan warga, untuk dijual. Dengan demikian, limbah alam itu memiliki nilai ekonomi.

Sementara cara vegetatif, menghijaukan kembali lahan-lahan kritis dengan tanaman keras yang bernilai ekonomi, diharapkan mampu memberi pendapatan tambahan bagi petani dan warga di sekitar DAS Cimanuk. Dengan metode street farming semacam pola tumpang sari sehingga berbagai jenis tanaman yang ditanam, dapat dipanen periode mingguan, bulanan, juga tahunan.

Penyelamatan DAS Cimanuk secara vegetatif, kata Kepala Seksi Program BBWS Cimanuk-Cisanggarung Triyono Tulus Setiawan, Rabu (11/2), telah dilakukan sejak tahun 2006, melalui program Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA). Tujuannya menciptakan komunitas-komunitas dari masyarakat di sekitar DAS yang bisa mengelola lahan kritis menjadi lahan konservasi yang produktif.

Komunitas dibentuk sebagai stimulus. Harapannya dapat menyadarkan masyarakat pada pentingnya pemeliharaan lingkungan di sepanjang DAS Cimanuk. Adapun beberapa jenis tanaman yang dianggap cocok ditanam di lahan kritis DAS Cimanuk, di antaranya alpukat, kayu putih, kopi robusta, kemiri, dan jeruk nipis.

Saat ini konservasi memang masih dipusatkan pada hulu Cimanuk, belum menyeluruh sepanjang DAS Cimanuk. Tujuannya, tambah Prijo, memberi jaminan tidak banyak sedimen lumpur yang terbawa, ketika Waduk Jatigede berfungsi, sekitar 4-5 tahun lagi. Selanjutnya, konversi DAS, akan melibatkan pemerintah daerah yang dilalui aliran Sungai Cimanuk agar lebih bisa mengikat dan terkoordinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com