9 Mahasiswa UI Ikuti Simulasi Sidang PBB

JAKARTA, SABTU — Universitas Indonesia akan mengirim sembilan delegasi ke Boston, AS, guna mengikuti konferensi simulasi sidang Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Harvard National Model United Nations (HNMUN) yang akan dihadiri oleh lebih dari 3000 mahasiswa dari seluruh dunia.

Deputy Director Corporate Communications Universitas Indonesia Devie Rahmawati, Sabtu (7/2), mengatakan, konferensi tahunan ini diselenggarakan oleh Universitas Harvard (universitas nomor satu di dunia) untuk yang ke-55 kalinya pada tanggal 12-15 Februari mendatang.

Setiap delegasi akan merepresentasikan sebuah negara dalam komisi yang ada di PBB. Beragam topik diskusi dan proposal resolusi akan dibicarakan dalam tiap sidang. Mulai dari perumusan resolusi konflik minyak di Afrika hingga masalah pemberdayaan wanita di dunia, akan menjadi agenda utama bagi para delegasi.  

HNMUN merupakan salah satu konferensi dengan reputasi yang tinggi di kalangan mahasiswa internasional. Banyak delegasi yang telah mempersiapkan konferensi ini selama satu tahun sebelumnya. Konferensi ini akan menguji kemampuan diplomasi, lobbying, dan pengetahuan delegasi mengenai dunia internasional. "Dan para mahasiswa UI merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang mendapat undangan khusus untuk berpartisipasi semenjak 2008 lalu," katanya.

Dijelaskan, dalam konferensi ini, para delegasi juga akan berkompetisi untuk mendapatkan penghargaan The Honourable, Outstanding, dan Best Delegates. HNMUN akan menambah keterampilan para delegasi dalam berdiplomasi, mengetahui atmosfer perumusan resolusi PBB dan menambah jaringan dari negara lain.

Delegasi yang dikirimkan oleh UI telah melalui serangkaian seleksi dari semua fakultas di UI. Kesembilan mahasiswa yang akan berangkat tanggal 9 Februari tersebut ialah Willy Limiady (FISIP), Ardhitya Yeremia (FISIP), Natalia Rialucky (FISIP), Muchdlir Zauhariy (FE), Dyota Marsudi (FE), Nunung Melinda (FPSI), David Imanuel (FT), Priscilla Manurung (FH), dan Aldilla Suwana (FH).  

Para mahasiswa terpilih ini telah mempersiapkan berbagai materi yang mungkin akan dikupas dalam konferensi. Berbagai penelitian dan pelatihan diplomasi telah dilakukan sebagai persiapan. "Pemahaman isu serta karakteristik negara yang akan direpresentasikan merupakan kunci utama untuk dapat mengikuti konferensi tersebut dengan optimal," tambah Devie Rahmawati. (NAL)