Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sihir "Floor Director"

Kompas.com - 25/01/2009, 01:33 WIB

Budi Suwarna

Bagaimana penonton tahan berteriak, bertepuk tangan, atau berjoget hampir sepanjang pertunjukan musik, entertainment talk show, atau variety show di televisi? Boleh jadi karena mereka terkena ”sihir” floor director (FD).

Ya, FD adalah kru panggung yang bertugas ”menghipnotis” penonton agar larut dalam suasana pertunjukan. Istilah awamnya, pemandu sorak. Tugas lainnya, dia harus mengarahkan artis dan memastikan urutan acara berlangsung sesuai rencana.

Mari kita tengok bagaimana para FD bekerja dalam rangkaian pertunjukan HUT ke-18 TPI, Pesta Manten, yang berlangsung Jumat (23/1) malam di Istora Senayan, Jakarta.

Di ujung panggung, seorang FD menjentikkan jari memberi aba-aba kepada sekelompok penonton di kelas festival. Sejurus kemudian, mereka meneriakkan nama D’Masiv. FD menjentikkan jari lagi untuk D’Masiv dan grup band itu pun langsung memainkan lagunya.

Seperti virus, keceriaan yang dimulai sekelompok kecil penonton yang mungkin telah ”dibina” sebelumnya, menular ke penonton lainnya. Pada akhirnya, hampir seluruh penonton bisa diajak berteriak, melambaikan tangan, dan bernyanyi bersama hingga lagu usai.

Hal serupa juga tampak pada shooting program musik By Request di Studio SCTV, Selasa (20/1). Ade Kurniawan, FD SCTV, berteriak kepada penonton untuk tepuk tangan ketika grup band Seventeen naik ke panggung. Ketika penonton mulai capai tepuk tangan, Ade masuk ke tengah kerumunan penonton dan berjingkrak-jingkrak. Seperti tersihir, penonton pun kembali berjingkrak-jingkrak seirama lagu.

Tidak hanya untuk acara musik, FD juga ada pada acara entertainment talk show, seperti Bukan Empat Mata. Sebelum acara dimulai, FD mengajari penonton bagaimana cara meneriakkan yel-yel ”kembali ke laaaaptooop...” atau ”bukan... empaatttt... mattaaa...”.

Begitulah panggung pertunjukan televisi dikemas. Ade mengatakan, selain pengisi acara, penonton merupakan elemen penting sebuah pertunjukan televisi. ”Kalau penonton diam saja, acara tidak terlihat meriah dan tidak enak ditonton pemirsa di rumah. Karena itu, penonton harus digarap sepanjang acara,” katanya.

Saking pentingnya penonton, Ade panik ketika belasan dari sekitar 100 penonton shooting By Request beranjak pulang di sela jeda shooting. Ade sampai berteriak, ”Aduh penonton kenapa pada pergi. Ayo dong kembali, shooting-nya belum selesai nih. Aduh... sekuriti... bantuin dong!”

Agung Marsudi, FD senior TPI, mengatakan, biasanya ”sihir FD” mulai ditebar 30 menit sebelum acara dimulai. Banyak cara dilakukan, misalnya, mengajak penonton berbincang-bincang atau bernyanyi bersama. ”Pokoknya kita harus membuat penonton senang sebelum pertunjukan dimulai.”

Ade memilih cara lain. Dia lebih senang membanyol kepada penonton sebelum pertunjukan. ”Nanti kalau enggak tepuk tangan, elu semua gue kawinin,” begitu salah satu banyolannya.

Meski telah memainkan berbagai jurus sihir, tetapi usaha para FD ini tidak selalu berhasil. Ade pernah mendapat pengalaman pahit ketika menjadi FD di sebuah acara di ruang terbuka di Bandung. ”Waktu itu penonton mulai reseh. Saya berusaha menenangkan mereka, eh malah dilempar botol berisi air kencing,” katanya.

Pengalaman pahit juga dialami Nadya Andiani, FD supervisor Trans7, ketika masih menjadi FD di Trans TV. Pada sebuah acara dangdut di Bandung, dia pernah dilempari es mambo saat berusaha menenangkan penonton.

”Dalam situasi seperti itu, kita pasti panas-dingin. Mau lari dari panggung, enggak bisa karena saya sudah telanjur tertangkap kamera,” kenang Nadya sambil tertawa. (BSW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com