Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Larantuka Keberatan dengan Jadwal Pemilu

Kompas.com - 14/01/2009, 08:07 WIB

Laporan wartawan Kompas Kornelis Kewa Ama Khayam

KUPANG, RABU - Masyarakat Larantuka, Flores Timur Nusa Tenggara Timur keberatan atas jadwal pelaksanaan pemilu legilslatif, 9 April 2009. Pasalnya, pada hari itu umat katolik Larantuka, Flores sedang merayakan pekan suci, memperingati kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus.

Tokoh masyarakat Larantuka Don Andreas Martinus usai bertemu KPU NTT di Kupang, Rabu (14/1) mengatakan, pemerintah membuat jadwal pemilu tidak mempertimbangkan hari keagamaan umat tertentu. "Tradisi prosesi Jumat Agung di Larantuka bukan baru diselenggarakan tahun ini tetapi sejak ratusan tahun silam. Tradisi itu tidak bisa dihapus atau diganggu dengan kegiatan politik," katanya.

Martinus yang juga anggota keluarga Raja Larantuka, pemangku tradisi Prosesi Jumat Agung Larantuka mengatakan, tradisi prosesi Jumat Agung Larantuka bukan hanya diselenggarakan hari Jumat tertanggal merah pada bulan April, tetapi selama 7 hari berturut turut, terhitung dari Hari Senin sampai dengan hari Minggu. "Turis-turis dan tamu asing sudah paham jadwal tersebut, buktinya mereka rutin mengikuti kegiatan itu setiap tahun. Masak pemerintah tidak tahu," katanya.

Aliansi Mahasiswa pro Prulisme NTT menilai, keputusan KPU NTT memperbanyak TPS di Larantuka dan Flores Timur saat Pemilu 9 April bukan solusi yang tepat. Hari Kamis, 9 April diyakini sebagai hari Kamis Putih, Yesus membasuh kaki para rasul dan memberikan ajaran cintakasih, merupakan ajaran terbesar bagi umat kristen.

Tanggal 9 April itu umat Larantuka (Flores) sudah masuk dalam suasana hening, khusuk, dan tidak boleh ada kegiatan yang melahirkan konflik, pertikaian, dendam dan permusuhan. Elite politik Larantuka (Flores) diyakini tidak mampu mengendalikan diri bila terjadi kecurangan dalam pemilu 9 April 2009 hari itu. Kondisi ini perlu dipertimbangkan pemerintah dan KPU NTT. Pemilu berkualitas, tidak boleh mengganggu kegiatan umat beragama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com