Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Hektar TNKS di Sumbar Rusak

Kompas.com - 13/01/2009, 03:00 WIB

Padang, Kompas - Sedikitnya 28.699,36 hektar hutan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatera Barat rusak. Hal itu karena perambahan hutan, perladangan, pembalakan liar, dan pembuatan jalan.

Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Sumbar 348.125,1 hektar, yaitu 22,86 persen dari total luas TNKS yang ada di empat provinsi.

Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II Balai Besar TNKS Sumbar Tata Jatirasa Gandaresmara, Senin (12/1), mengatakan, angka kerusakan hutan TNKS di Sumbar itu merupakan data citra satelit tahun 2004. Kondisi di lapangan saat ini kemungkinan besar sudah berubah.

”Kerusakan merata di empat kabupaten tempat TNKS di Sumbar, yakni Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, dan Kabupaten Pesisir Selatan,” ujar Tata.

Kerusakan itu merupakan akumulasi dari kerusakan yang terjadi sebelum daerah itu dijadikan taman nasional pada 14 Oktober 1999 lalu.

”Sebagian masyarakat mengklaim, sebagian wilayah TNKS merupakan tanah ulayat mereka. Karena itu, mereka merasa berhak mengambil kayu hutan dan mengubah fungsi lahan hutan,” ujar Tata.

Jalan lintas

Ancaman lain terhadap kelestarian TNKS adalah pembukaan jalan lintas antara Kambang di Kabupaten Pesisir Selatan dan Muara Labuh di Kabupaten Solok Selatan. Jalan sepanjang 45 kilometer ini akan membelah TNKS.

Tata mengatakan, personel TNKS telah berupaya menghentikan pembangunan jalan tersebut. Namun, ada keterbatasan personel yang bertugas mengamankan hutan.

”Kami juga berupaya mengadvokasi masyarakat agar mereka tidak merambah hutan TNKS,” kata Tata.

Perambahan hutan di TNKS, menurut Tata, akan merugikan masyarakat luas. Salah satu dampak yang timbulkan adalah kekeringan bila wilayah hutan tidak dipertahankan sebagai daerah resapan air.

Selain itu, TNKS menjadi habitat sejumlah satwa langka seperti harimau sumatera, kambing hutan, dan gajah sumatera yang terancam punah. (ART)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com