Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pembangunan Suramadu Molor

Kompas.com - 07/01/2009, 19:06 WIB

SURABAYA, RABU — Target penyelesaian pembangunan Jembatan Suramadu dipastikan molor. Pembangunan jembatan sepanjang 5.438 meter yang awalnya ditargetkan selesai bulan April 2009 terpaksa mundur karena salah satu sisi approach bridge atau jembatan pendekat sisi Surabaya baru akan tersambung akhir Maret 2009.

Kepala Satuan Kerja Pembangunan Jembatan Suramadu Bentang Tengah Atyanto Busono mengatakan, kondisi cuaca menjadi kendala proses pembangunan. "Jika kondisi cuaca kurang bersahabat seperti hujan lebat yang diiringi angin kencang, kami terpaksa menghentikan proyek sementara demi keselamatan petugas," ujarnya, Rabu (7/1) di Surabaya.

Selain cuaca, menurut Atyanto, pembangunan jembatan pendekat lebih rumit dibandingkan pembangunan bentang tengah. Alasannya, rangkaian besi cor pada bentang tengah sudah dirakit terlebih dahulu dan langsung dipasang, sedangkan rangkaian besi pada jembatan pendekat harus dirakit dan dicor di tempat.

Pembangunan jembatan pendekat sisi Surabaya ditangani dua pihak, yaitu Consortium of Chinese Contractors (CCC) sebagai kontraktor utama dan Consortium of Indonesian Contractors (CIC) sebagai subkontraktor. Sementara itu, pembangunan jembatan pendekat sisi Madura ditangani sendiri oleh CCC.

Sisi Surabaya lambat

Dilihat dari sisi kemajuan pembangunan, pembangunan jembatan pendekat sisi Madura yang ditangani CCC lebih cepat dibandingkan sisi Surabaya yang justru dikerjakan dua pihak, yaitu CCC dan CIC. Pengecoran pier shaft pada kedua jembatan pendekat sudah mencapai 100 persen. Namun, khusus pengecoran concrete box girder (balok beton penopang) di sisi Surabaya baru mencapai 0,05 persen, padahal di sisi Madura telah mencapai 79,66 persen.

Koordinator Panitia Pengarah CIC Subagyono mengungkapkan, sebagai subkontraktor, CIC tak memiliki peralatan proyek selengkap CCC. "Kemampuan crane CIC maksimal hanya 150 ton, padahal China memiliki crane yang mampu mengangkat beban lebih dari 200 ton. Karena itu, kapasitas kerja kami tak sebanding," ujarnya.

Dari segi peralatan, CIC harus menyewa banyak tonpon atau alat apung, sedangkan kontraktor China membawa sendiri peralatan tersebut dari negaranya. Alat apung tersebut berfungsi untuk meletakkan crane dan material bangunan.

Menurut Subagyono, dengan waktu kerja normal, pihaknya pesimistis pembangunan Suramadu dapat memenuhi target. Karena itu, CIC akan memaksimalkan waktu kerja dan menambah fasilitas alat kerja.

Akhir September 2008 lalu, pihak CIC optimistis pembangunan Suramadu terwujud April 2009. Sikap tersebut muncul setelah persoalan dana segar teratasi dengan pencairan bantuan kredit sebesar Rp 50 miliar dari Bank Jatim. Namun, ternyata pembangunan jembatan pendekat tetap tak memenuhi target.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com