Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lamongan Art 2008 Momentum Bangkitkan Kesenian Lamongan

Kompas.com - 10/12/2008, 15:39 WIB

LAMONGAN, RABU - Kebangkitan kesenian di Lamongan dipacu melalui Lamongan Art/Pawai Budaya 2008 bertema News Focus For Futures sebagai bentuk apresiasi pada dunia seni, budayawan, seniman di Kabupaten Lamongan. Bupati Lamongan, Masfuk menyatakan dinamika kesenian dan pariwisata di Lamongan sangat luar biasa. Itu terbukti dengan prestasi yang diraih, seperti tahun 2007 Teater Sangkakala, Jati Tunggal, Kecamatan Kali Tengah meraih dua kali kejuaraan nasional dan internasional diperoleh teater dan tari boranan sebagai tari terbaik festival tari nasional.  

"Semoga kebudayaan dan seni Kabupaten Lamongan murni, ataupun seni yang berkombinasi dengan kebudayaan nasional dapat memperkaya dan meningkatkan kreativitas seni Kabupaten Lamongan," kata Masfuk pada pembukaan Lamongan Art/Pawai Budaya 2008, Rabu (10/12) .

Lamongan Art/Pawai Budaya 2008 kali ini diikuti delapan peserta, diantaranya dua reog dari Kecamatan Kembangbahu dan Kecamatan Solokuro, tradisi pengantin khas Kabupaten Lamongan Bekasri, kesenian Djidor, tari Boranan dari Kecamatan SMPN Kembangbahu, Sandur dari Kecamatan Modo, Seni Hadrah dari Kecamatan Tikung, Pawai Kuda dari Kecamatan Solokuro.

Ketua Panitia Lamongan Art/Pawai Budaya 2008, Zuhronur Effendi, mengatakan, Dewan Kesenian Lamongan akan menggelar pameran di Gedung Bhinneka Karya dari tanggal 10 sampai 13 Desember 2008, dengan paduan kesenian tradisi dan modern. Pameran tersebut memamerkan semua kesenian seperti lukisan, seni rupa dan semua hasil seni Kabupaten Lamongan.

Dalam tiap pawai budaya ada pesan moral yang disampaikan. Reog Singo Budoyo dari Kecamatan Kembangbahu menyampaikan pesan untuk menghargai segala perbedaan. Tradisi pengantin Bekasri yang harus dilestarikan karena Bekasri berasal dari bahasa Jawa dari kata bek artinya penuh, dan kasri yang berarti indah atau menarik.

Jidor dari Kecamatan Karranggeneng menggambarkan tari dan seni bela diri yang digabungkan dengan musik Islami. Tari boranan menngambarkan gerakan interaksi antara penjual nasi boranan khas Lamongan dan pembelinya, Sandur Jowo dari Kecamatan Modo yang menggambarkan modo sebagai wilayah agraris dan masyarakatnya sebagai petani. "Pawai kuda/jaran jinggo dari Kecamatan Solokuro mengandung pesan tradisi masa lalu yang dalam perkembangannya digunakan sebagai arak-arakan pengantin Khitan," kata Effendi.

Ketua Dewan Kesenian Lamongan Sonhaji Zainudin, mengharapkan dengan Lamongan Art 2008, masyarakat bersama-sama pemerintah dan semua elemen mengembangkan kesenian tradisional dan modern, serta seni apresiatif. Pemerintah Kabupaten Lamongan diharapkan senantiasa memberikan dukungan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengembangkan kesenian di Lamongan. "Masyarakat harus lebih mencintai seni, dengan berperan dalam menggunakan maupun membeli hasil kesenian Lamongan," kata Sonhaji.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com