Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Cukai Rokok Memperkuat Perekonomian

Kompas.com - 17/11/2008, 21:42 WIB

JAKARTA, SENIN - Kenaikan cukai rokok akan mengurangi konsumsi rokok di masyarakat namun justru akan memperkuat perekonomian. Baik perekonomian nasional maupun tingkat perekonomina keluarga.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Peneliti dari UI, Abdillah Ahsan, dalam Research Day di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Senin (17/11) mengatakan simulasi yang dilakukan lembaga riset UI tersebut menyimpulkan bahwa kenaikan tarif cukai tembakau sampai dua kali lipat berdampak positif bagi perekonomian.

Lebih lanjut simulasi tersebut menemukan terdapat 60 sektor perekonomian yang akan diuntungkan jika rumah tangga menurunkan pengeluaran untuk produk tembakau. Pengeluaran ini dapat dialihkan rumah tangga untuk mengkonsumsi barang lain atau untuk investasi.

Output perekonomian dan pendapatan rumah tangga juga akan bertambah, masing-masing sebesar Rp 335,4 milyar dan Rp 491,6 milyar. Simulasi yang sama juga menemukan bahwa peningkatan tarif cukai rokok sampai dua kali akan menghasilkan kenaikan lapangan kerja sebanyak 281.135 orang.

"Ini dikarenakan pertanian dan industri tembakau tidak berada pada urutan yang tinggi dalam perekonomian, lapangan kerja, dan upah," katanya.

Abdillah mengatakan tingginya prevalensi perokok berkontribusi secara signifikan pada kematian dini. Akibatnya memperpendek umur harapan hidup laki-laki, meningkatkan biaya kesehatan, dan menurunkan produktifitas. Setiap tahun, 200.000 orang meninggal akibat merokok di Indonesia dengan 50 persen perokok aktif akan meninggal akibat penyakit yang terkait dengan tembakau.

Menurut dia, biaya kesehatan untuk mengobati penyakit yang terkait dengan merokok mencapai Rp 2,9 triliun sampai Rp 11 triliun per tahunnya atau setara dengan 0,12 persen sampai 0,29 persen dari Produk Domestik Bruto. Pada tahun 2005, rumah tangga dengan perokok menghabiskan 11,5 persen pengeluaran rumah tangganya untuk konsumsi tembakau, sementara hanya 11 persen digunakan untuk membeli ikan, daging, telur dan susu secara keseluruhan, 2,3 persen untuk kesehatan dan 3,2 persen untuk pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com