Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Terbaru Bumi: "Buy Back" 17 persen Saham

Kompas.com - 14/11/2008, 08:35 WIB

JAKARTA, RABU - Grup Bakrie memang paling pintar bermanuver di lantai bursa. Yang terbaru, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan rencana membeli kembali atau buy back saham. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini akan buy back maksimal 3,3 miliar saham atau 17 persen saham dari lantai bursa.

Bumi akan memulai program buy back tersebut mulai hari ini hingga tiga bulan ke depan. Ia sudah menunjuk PT Recapital Securities sebagai broker pelaksana hajatan tersebut dan menganggarkan duit 824,67 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,25 triliun (kurs Rp 10.000 per dolar AS), untuk buy back.

Mengenai sumber dana buy back, Bumi hanya menyebutkan akan mengambil dari kas internal dan utang. Senior Vice President Investor Relations BUMI Dileep Srivastava belum mengungkapkan porsi kedua sumber pendanaan itu. "Kami akan menjelaskan saat pembelian kembali sudah dilakukan," katanya kepada KONTAN, kemarin.

Produsen batubara terbesar di Indonesia ini menargetkan harga buy back Rp 2.500 per saham. Harga saham buy back itu lebih tinggi 111,86 persen dari harga saham BUMI di pasar. Kemarin, saham BUMI seharga Rp 1.180 per saham.

Bumi akan menggelar program buy back ini dalam dua tahap. Pertama, hingga akhir tahun ini, BUMI akan membeli sebanyak 1,08 miliar saham. Tahap kedua, mereka akan membeli 2,22 miliar saham pada tahun depan.

Danny Eugene, Kepala Riset Sarijaya Permana Sekuritas, menilai rencana Bumi menggunakan utang untuk membiayai program buy back akan mendatangkan risiko. Tambahan utang itu akan menyebabkan neraca keuangan Bumi jadi berat sebelah. "Karena ekuitasnya berkurang, sementara kewajibannya bertambah," imbuhnya.

Proposal program buy back BUMI pun memaparkan, jika buy back kelar, nilai ekuitas akan berkurang sebesar 824,67 juta dollar AS, dan asetnya susut 224,67 juta dollar AS. Menurut Danny, jika mengacu pada penjelasan tersebut, nilai utang untuk membiayai aksi korporasi itu mencapai 600 juta dollar AS.

Lagi-lagi, Dileep tetap menutup suara mengenai skema pendanaan eksternal yang dibuat perusahaan. Ia hanya bilang, pencairan pinjaman itu sesuai dengan kebutuhan dan jadwal pelaksanaan buy back saham.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, menyarankan, sebaiknya BUMI mengambil duit dari kantong sendiri ketimbang utang. Mencari utang saat ini sangat sulit dan biayanya pun mahal. Boleh saja utang, asal sudah kepepet alias tak ada sumber dana lain. "Jaminannya juga harus aset produktif  bukan aset yang sudah diagunkan," ujarnya.

Laba turun 132,2 juta dollar AS

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com