Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Bali: "They Must Be Punished of What They Did"

Kompas.com - 08/11/2008, 09:42 WIB

SEBUAH monumen dengan gaya khas bali, berdiri tegak di ujung Jalan Legian. Di tengah ukiran Bali diletakkan sebuah batu marmer berwarna hitam. Pada batu marmer itu, terukir nama-nama korban Bom Bali I dari tinta berwarna emas.

Kanan-kiri batu marmer, terletak masing-masing tiga tiang bendera. Dua tiang yang terbuat dari besi itu terdapat foto kakak beradik Kotronakis, turis asal Australia yang menjadi korban Bom Bali I. Terdapat goresan tinta yang menyentuh hati dalam foto itu.

"Elizabeth dan Dimitra Kotronakis always forever in our hearts+minds. Dad, mum, Moeia, family, and friends."

Banyaknya korban yang jatuh saat peristiwa itu, pengadilan Indonesia menjatuhkan hukuman mati terhadap tiga pelaku Bom Bali I. Namun, sejumlah turis asing tidak mau berkomentar banyak tentang hukuman mati tersebut. Lho?

"Soal eksekusi, saya tidak bisa berkomentar. Sebab, di Kanada tidak ada hukuman mati. Itu terserah pemerintah Indonesia. Tapi yang jelas, they must be punished of what they did (mereka harus dihukum atas apa yang telah dilakukannya)," ujar Brenna Johnston (23), turis dari Kanada ketika ditemui di Monumen Bom Bali I Jalan Legian, Bali, Jumat (7/11).

"Guru saya, Jamie Wellington dari Selandia Baru jadi korban di sini. It's sadness, mengerikan!" imbuhnya.

Demikian pula dengan Ratty. Turis asal Australia ini juga mengatakan tidak dapat berkomentar banyak tentang hukuman mati tersebut. Pasalnya, di Negeri Kanguru itu, tidak ada hukuman mati.

"Saya bingung untuk berkomentar. I don't know. Setengah setuju, setengah tidak. Sebab bisa saja dia tidak bersalah," tuturnya.

Jelang eksekusi, monumen tersebut tetap banyak dikunjungi turis asing, seperti Brenna, Ratty. Mereka berkunjung untuk memberi penghormatan terakhir kepada para korban. Mereka bahkan mengaku tidak takut untuk berada di lokasi itu.

"Amrozi kan tidak berada di Bali. Dia ada di belahan Indonesia yang lain. Kalau masalah meninggal, bisa saja saya kecelakaan. Tidak perlu di Bali, di Australia pun saya bisa meninggal," jelas Ratty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com