Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengeruk Rupiah dari Limbah Kayu Jati

Kompas.com - 03/11/2008, 07:09 WIB

Akar kayu jati semula hanya merupakan limbah hasil hutan yang umumnya digunakan untuk kayu bakar. Namun bahan itu kini dimanfaatkan sebagai bahan baku mebelair karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satunya Dian, pemilik Karya Reksa Adirajasa, usaha mebelair di daerah Margoluwih, Sleman, Yogyakarta.

Malah pasar mebel dari akar jati tidak hanya diminati pasal lokal, tetapi juga luar pulau maupun mancanegara Harga satu mebelair berkisar bervariasi antara Rp 2,5 juta, tergantung model dan tingkat kesulitannya. Usaha kerajinan ini memiliki keuntungan yang berlipat ganda karena bahan bakunya gratis. "Bahannya cari sendiri di hutan. Paling cuma kasih uang lelah untuk yang bantu-bantu cari," kata Dian, kepada Kompas.Com.

Jenis mebel yang diproduksi sebagian besar merupakan aksesoris, meja dan kursi. Mebel dari bagian pohon jati ini memiliki keindahan khas dibanding model kursi dan meja yang lain. Di samping menimbulkan guratan indah pada permukaan bekas potongan pohon jati, bentuk perakaran tanaman ini juga menambah keunikan mebel yang dihasilkan.

Jika bahan ingin dibuat menjadi bentuk meja, bekas potongan pohon merupakan bagian atas meja. sedang kaki-kakinya dibangun dari akar yang berdiri di empat sudut. Bentuk dasar dari akar kemudian dikembangkan lagi oleh tukang ukir dengan berbagai motif yang diinginkan. Ada yang bermotif pohon, bunga, burung, buaya dan binatang lainnya."Tergantung permintaan pembeli juga. Mau dibuat seperti apa," ujar Dian.

Dian menuturkan pemasaran mebel dari bahan akar jati saat ini tidak berbeda dengan jenis mebelair lainnya. Dia mencontohkan pada saat sepi, dalam satu bulan bisa tidak ada pembelian sama sekali. Namun jika kebetulan ada yang berminat, seminggu bisa terjual sampai tujuh unit.

Dian menggeluti usaha ini sejak 2005 dengan modal sekitar Rp 250 juta. Biaya yang paling besar untuk membuat gudang, upah perajin, kemudian bahan baku dan bahan-bahan untuk finishing. Kini, dalam satu bulan Dian mengaku bisa memperoleh omset sekitar Rp 100 juta dari usahanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com