Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Teroris Belum Efektif

Kompas.com - 22/09/2008, 21:55 WIB

JAKARTA, SENIN - Masih maraknya aksi terorisme di Indonesia akibat belum efektifnya penangganan pelaku terorisme yang tertangkap. Teroris, tidak boleh disamakan dengan pelaku tindakan kriminal biasa. Karenanya butuh perlakuan khusus.

Demikian diungkapkan Kepala Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Indonesia, Inspektur Jenderal (Purn.) Ansyaad Mbai, seusai diskusi bertajuk Bagaimana Pekerja Perdamaian Berinovasi di Lapangan, di Jakarta, Senin (22/9).

Menurut Ansyaad, penangganan teroris di Indonesia masih menggunakan cara-cara tradisional dan represif. "Hukuman mati bagi para tersangka teroris di Indonesia contohnya, hal itu sebenarnya tidak efektif dalam memberantas terorisme di Indonesia. Sebab dengan menghukum mati, membuat anak dari teroris tersebut suatu saat akan melakukan balas dendam, dan kembali melakukan tindakan terorisme," katanya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional tersebut mengatakan, pemerintah dan pihak keamanan di Indonesia seharusnya sudah memakai cara modern, seperti pelacakan identitas setiap nomor telepon, baik itu telepon selular maupun telepon rumah.

"Sebab pencantuman identitas nomor telepon memudahkan polisi dalam melacak dan mengetahui teroris di Indonesia. Amerika sudah melakukannya sejak empat tahun yang lalu," lanjut Ansyaad.

Mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah tersebut menambahkan, seharusnya pemerintah dan aparat keamanan lebih mengutamakan tindakan persuasif daripada tindakan represif, karena dijamin lebih efektif untuk meredakan terorisme di Indonesia.

"Misalnya kita beri pemberitahuan, bahwa tindakan yang dilakukan itu tidak benar. Dan bila pelaku terorisme sudah menyadarinya, diharapkan untuk memberikan penjelasan kepada para pelaku terorime di Indonesia yang lain," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com