Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Cahaya Dewi Jadi Yatim Piatu

Kompas.com - 17/09/2008, 13:16 WIB


PASURUAN -
Tak ada kecurigaan secuil pun di benak Musriadi (45) ketika mendapat telepon dari istrinya, Yanti Mandasari (38), yang menginginkannya pulang, Minggu (14/9). Ia pun tidak banyak bertanya alasan permintaan itu. Musriadi yang dua bulan terakhir bekerja di Bali langsung pulang.

Musriadi sampai di rumahnya, Senin malam, sesuai permintaan sang istri. Begitu sampai di rumahnya di Jalan Kebon Jaya, Kelurahan Kebon Agung, Purworejo Kota Pasuruan, barulah ia tahu mengapa sang istri begitu ngotot minta dia pulang. Yanti meninggal bersama 20 perempuan lain saat mengantre zakat di Jalan dr Wahidin Sudiro Husodo, Senin pagi.

Musriadi belum bisa menerima kenyataan dan syok berat. Bahkan, hingga sang istri dimakamkan, Selasa pagi, laki-laki itu belum pulih. “Tubuhnya lemas dan masih sulit diajak bicara,” kata Sulastri, kakak kandung Yanti saat ditemui di rumah duka, Selasa siang.  

Terguncangnya Musriadi dimaklumi para saudaranya yang juga masih merasakan kehilangan. Kepergian Yanti memang begitu mendadak. Kini tinggal Musriadi yang harus menjadi orangtua tunggal bagi empat putranya, Bayu Fedik (kelas 2 STM), Adi (kelas 2 SMP), dan Maya (kelas 1 SD). Tak ada lagi sang istri yang selama ini turut bekerja keras memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Selama ini sosok Yanti memang dikenal di kalangan keluarganya sebagai perempuan pekerja keras. Tak mau hanya mengandalkan pemasukan dari suaminya, Yanti mencoba menambah pemasukan dengan membuka warung kopi di pinggir jalan. “Ia benar-benar banting tulang. Buatnya yang penting anak-anaknya bisa sekolah,” ujar Sulastri.

Kepergiannya ke rumah H Soikhon Fikri untuk mengambil zakat pun dianggap keluarganya sebagai upaya mempertebal pemasukan keluarga. Tanpa diketahui keluarga dan anak-anaknya, Yanti berangkat seorang diri. “Kemungkinan dia berangkat setelah mengantarkan anaknya yang kecil (Maya) ke sekolah,” ujar Sulastri.  

Yanti diketahui tewas setelah seorang tetangga melihat jenazah perempuan itu di RSUD Dr R Soedarsono.

Keluarga itu belum memutuskan bagaimana mengurus anak-anak Musriadi. “Kami belum membicarakan apa-apa sekarang, mungkin nanti setelah suaminya sehat kembali baru kami bicarakan bersama,” ujar Sutiono, kakak Yanti yang lain.  

Tragedi zakat itu juga membuat sebuah keluarga kehilangan pilar rumah tangga. Murniati, warga Jalan Sulawesi, Kota Pasuruan, pergi dengan meninggalkan lima anak. Suami perempuan berusia 45 tahun itu lebih dulu meninggal empat tahun lalu. “Enggak ada firasat apa-apa. Saya juga tidak tahu ibu ikut mencari zakat,” ujar Rohim, anak sulung Murniati, saat ditemui pada Selasa.

Karena ibunya meninggal, Rohim yang telah berkeluarga mau tidak harus mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala keluarga bagi empat adiknya, Husni (20), Putri Cahaya Dewi (18), Arif (15), dan Rizki (12).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com