Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Sekolah, Nyemir Sepatu Orang Sekolahan

Kompas.com - 15/09/2008, 12:53 WIB

JAKARTA, SENIN - Di tengah hiruk-pikuk manusia yang lalu lalang di lantai II Gedung PN Jakarta Pusat, Senin (15/9), seorang remaja tanggung bersosok kurus tampak sibuk dalam dunianya. Sambil jongkok, tangannya menggosok-gosok sepatu seorang bapak yang duduk di sebuah kursi panjang bersama teman-temannya menunggu jalannya sidang Habib Rizieq.

Jamaludin, namanya. Umurnya sudah 17 tahun. Lulus dari sebuah SMP di kota Bogor, Jamaludin memutuskan untuk berhenti sekolah. Alasannya klasik, tak ada biaya lagi. Tapi demikianlah keadaannya. Kondisi memaksanya untuk tidak bersekolah lagi dan justru menyemir sepatu orang-orang sekolahan yang berurusan di PN Jakpus. "Saya jadinya ke rumah ibu (almarhumah) di sini (daerah Harmoni), usaha sablon sama temen dan nyemir sekali-sekali," ujar Jamaludin.

Orang tua Jamal, demikian dia dipanggil, yang masih hidup tinggal ayahnya. Saat ini, ayahnya berada di Bogor. Ibunya sudah meninggal sejak Jamal masih kecil. Empat saudaranya juga sudah meninggal sejak mereka masih kecil. Putra bungsu dari enam bersaudara ini harus menghidupi biaya hidupnya sendiri dengan usaha sablon dan menyemir sepatu. Berbekal satu tas kecil yang berisi kaleng semir hitam, sikat semir berukuran kecil dan besar serta sebuah sikat gigi yang juga digunakan untuk menyikat, Jamal menyemir sepatu orang-orang yang datang ke PN Jakarta Pusat lebih dari satu tahun.

Ketika PN Jakpus ramai, dalam sehari dirinya bisa mengantongi lebih dari Rp 20.000. Sekali menyemir, dia diberi imbalan Rp 2000-3000 per pasang sendal atau sepatu. "Tapi kalau sendal, seikhlasnya yang ngasih aja," katanya singkat sambil terus menyemir sepatu. Ketika ditanyakan niatnya untuk melanjutkan sekolah, Jamal mengaku enggan.

Jamal bercerita, sudah ada seorang bapak yang dikenalnya di PN Jakpus yang menawarkan diri untuk membiayainya sekolah. Tapi dia menolak. "Bukannya apa Mbak. Saya nggak enak aja, kalau tiba-tiba nanti putus lagi gimana? Tapi sebenarnya saya pengen juga Mbak," tandasnya, kali ini sambil menggosok sebuah sendal kulit berwarna hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com