Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

800 PTS Gulung Tikar

Kompas.com - 01/08/2008, 10:55 WIB

JAKARTA, JUMAT - Sebanyak 30 persen atau 800-an perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia gulung tikar. Perguruan tinggi itu tidak mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya sehingga calon mahasiswa baru tidak tertarik menimba ilmu di lembaga pendidikan tinggi itu.

"Akibatnya, sekolah swasta yang mengandalkan dana masyarakat tersebut tidak mampu membiayai operasional pendidikan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Pusat Wayah S Wirot pada Seminar Nasional: Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu PTS dan Antisipasi Persaingan Global di Hotel Bumikarsa, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (31/7).

Dikatakan, PTS gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, termasuk PTN. "Sekitar 30-40 persen PTS gulung tikar karena kompetisi, bukan karena kebijakan," ucapnya.

Dikatakan, agar PTS bisa bersaing, maka perguruan tinggi itu harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan kreatif. Saat ini, katanya, tuntutan di bidang bisnis dan kebutuhan tenaga kerja sedang terjadi perubahan yang cepat. Lembaga pendidikan tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, dia melihat di berbagai iklan lowongan pekerjaan, industri membutuhkan tenaga kerja dengan berbagai macam kualifikasi.

"PTN dan PTS harus mampu beradaptasi memenuhi tuntutan tersebut, kurikulum juga disesuaikan dengan kebutuhan, yang tidak bisa memenuhi akan tertinggal," katanya.

Heri Akhmadi, Wakil Ketua Komisi X DPR mengatakan, minat calon mahasiswa belajar di PTS itu berkurang karena perguruan tinggi negeri (PTN) membuka berbagai jalur penerimaan mahasiswa baru. "Perguruan tinggi swasta gulung tikar karena ada jalur perguruan tinggi negeri yang membuka besar jalur mahasiswa baru," kata Heri Akhmadi.

Dikatakan, di masa depan bila perguruan tinggi sudah menjadi badan hukum pendidikan (BHP), perguruan tinggi melakukan penguatan otonomi perguruan tinggi dan transparan, meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu, perguruan tinggi juga membatasi jumlah mahasiswa sesuai dengan kapasiwnya, baik di PTN maupun PTS.

Hari Akhmadi menambahkan, PTS bukan hanya menarik mahasiswa dalam jumlah massal, PTS juga harus mampu membangun pusat-pusat unggulan di kampusnya. "Universitas yang memfokuskan pada nano teknologi belum banyak, misalnya ada di UGM. Bidang kajian ini belum banyak, ada kesempatan universitas swasta untuk mengembangkannya," tuturnya.

Direktur Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Muchlas mengatakan, diperkirakan prestasi PTS pelan-pelan akan menyaingi MN. Dia mencontohkan di pendidikan dasar, SD-SMP swasta sudah mampu berkompetisi dengan sekolah negeri.

Bahkan, kata Muchlas, prestasi siswa di SD-SMP swasta bisa bersaing di ajang internasional. Apalagi dengan pemberian beasiswa S-2 dan S-3 kepada para pengajar, diharapkan dosen mampu meningkatkan mutu lulusannya. (Warta Kota/tan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Nasional
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com