Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Bekas Luka Akibat Benda Tumpul

Kompas.com - 25/07/2008, 20:23 WIB

SURABAYA, JUMAT- Tim dokter dari Bidang Kedokteran Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Timur menemukan luka akibat kekerasan benda tumpul pada dua dari empat jenazah yang ditemukan di Jombang. Namun, tidak ada bekas mutilasi pada jenazah yang diduga korban pembunuhan Very Idam Henyansyah alias Ryan.

Ahli forensik RS Bhayangkara Polda Jatim Komisaris dr Hery Widjatmiko, Jumat (25/7), di Surabaya mengatakan, pada satu jenazah yang relatif masih utuh dipastikan penyebab kematiannya adalah kekerasan akibat benda tumpul. Pada jenazah lain, kekerasan akibat benda tumpul juga mengakibatkan kerusakan yang cukup besar.  

"Kendati demikian, tidak ditemukan adanya tanda-tanda mutilasi seperti pada korban yang ditemukan pertama di Pasar Minggu Jakarta, Heri Santoso," katanya.

Untuk mengetahui penyebab kematian korban, dilakukan serangkaian tes seperti otopsi dan uji toksikologi untuk mengetahui kemungkinan korban dibunuh dengan racun.

Selain itu, polisi juga menemukan salah satu dari empat jenazah itu merupakan ras kaukasoid. Kendati demikian, polisi belum memastikan jenazah itu adalah Grandy (25), warga negara Belanda yang dibunuh Ryan pada Januari 2008 .

Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jatim Komisaris Besar Rudy Herdisampurno mengatakan, saat ini polisi melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem. Pemeriksaan ante mortem dilakukan dengan mencocokkan ciri-ciri korban dengan data yang berasal dari keluarga korban. Adapun otopsi dan uji toksikologi termasuk pemeriksaan post mortem.

Untuk pemeriksaan ante mortem oleh Bidokkes Polda Jatim yang bekerja sama dengan antropolog Universitas Airlangga dan Unit Identifikasi Polda J atim, kata Rudy, polisi mencocokkan sidik jari jenazah. Da ri keluarga korban, hanya diperoleh sidik jari Guruh Setyo Pramono alias Guntur dari ijazah SMP dan contoh sidik jari Ariel Somba Sitanggang dari surat izin mengemudinya. Adapun korban yang masih bisa diambil sidik jarinya hanya satu.

Selain itu, tes DNA dengan menggunakan sampel darah dilakukan dari orang tua Guruh, ibu dan kakak Vincentius Yudhy Priyono, serta ibu dan kakak Ariel Somba Sitanggang. "Saat ini data sudah dikirim ke Jakarta bersama dengan sampel jaringan tulang, rambut, gigi, dan jaringan otot jenazah korban," ujar Rudy.

Pemeriksaan DNA ini, lanjutnya, bisa lebih cepat rampung bila keluarga memiliki data dental. Untuk pemeriksaan DNA yang sudah dilakukan, diperlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com