Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Sup Sumsum Kerbau di Medan

Kompas.com - 04/07/2008, 15:30 WIB

Medan memang surganya kuliner. Beraneka ragam jenis makanan siap menggoyang lidah, mulai dari aneka steak, lontong medan, hingga sop sumsum kerbau. Mau tahu?

Tip Top Restaurant & Bakery

Tak ada yang tak kenal dengan Tip Top yang berdiri sejak tahun 1929. "Saya generasi kedua," kata Fredy yang melanjutkan usaha pamannya. Letaknya di Jalan Ahmad Yani 92A. Sekitar 500 meter dari pintu gerbang Kesawan Square, letaknya disebelah kiri jalan jika datang dari arah jalan Palang Merah. Ciri khas bangunan ini adalah kanopi merah yang menjulur hingga tepi jalan raya. Seperti bangunan rumah makan gaya Belanda.

Tempat dengan banyak kursi rotan ini tak pernah sepi pembeli. Sajian andalan yang paling populer adalah aneka steak racikan ayah beranak 4 ini. Letak keistimewaannya semua steak hanya pakai saus yang bahan dasarnya kaldu ayam. Pilihannya ada steak ikan kakap, yang dagingnya dicincang, atau steak lidah sapi.

Kalau yang standar, ada steak ayam atau sapi. Untuk menyantap steak ini, Anda harus merogoh kocek antara Rp 37.500 sampai Rp 42.500. "Steak lidah yang termahal," ujar Fredy. Ciri khas lain, jika datang ke tempat ini terletak dalam sajian menu asli Indonesia. Di dalam kaca etalase di bagian kiri resto, pengunjung bisa memilih lauk yang disukai. Ada rendang ayam dan daging, gado-gado, ikan gulai dan sambal lado.

Rata-rata harga nasi dan satu jenis lauk pauk ini berkisar Rp 10.000 sampai Rp 20.000. Resto yang buka mulai pukul 08.00 WIB ini juga terkenal dengan aneka home made es krim ciptaan Fredy. Ada Carmen, yakni es krim vanilla yang lezat dengan siraman slaghruum (biang susu, Red). Lengkap dengan taburan cacahan kacang, lelehan cokelat dan cocktail buah.

Piranti es krim ini sangat unik. Karena disajikan dalam gelas berleher tinggi yang terbuat dari stainlesteel, seperti yang sering dipakai sinyo Belanda tempo dulu. Bagi penggemar rhum, Java Ice Cream tak boleh dilewati. Sepotong es krim yang disajikan dalam piring kecil ini punya dominan rasa liquer yang luar biasa tajam bercampur caramel. Rata-rata harga dessert ini Rp 12.000.

Mau tahu sajian unik lainnya? Pilih saja ayam goreng bawang besar dan ikan gulung. Kedua menu ini takkan ditemukan ditempat lain di Medan. Ayam goreng bawang besar misalnya. Ayam tanpa tulang ini disajikan dengan siraman wijen dan madu setelah digoreng dengan tepung. Lalu diatasnya ditaruh taburan bawang Bombay yang dibuat dalam balutan goreng tepung.

"Karena porsinya besar, maka bisa dilahap oleh dua sampai tiga orang," terang suami Tuti (70) ini. Selain itu, kue-kue kuno juga diminati. Ada mocca tart atau moor cop. Tart moka dijual per piece atau dalam bentuk loyangan. Harganya Rp 3000 dan jika beli utuh dipatok Rp 30. rbu. Lalu, moor cop, bolu tumpuk yang bentuknya seperti kue sus, di dalamnya diisi vla dan rhum lalu dibalut cokelat. Harganya juga Rp. 3000.

Roti Tissue Rice Talk

Makanan ini sangat unik. Namanya roti tissue. Disebut demikian karena roti ini sangat tipis. "Tak lebih dari setengah millimeter tebalnya, bahkan seperti kertas," ujar Sinarli Salim (52) , pemilik Rice Talk. Tempat ini satu-satunya yang menjual roti jenis ini. Roti tissue dibuat dari tepung terigu. Proses pembuatannya menggunakan mesin khusus yang memutar adonan hingga tipis.

Uniknya, saat disajikan tingginya mencapai setengah meter lebih. Bentuknya mengerucut seperti terompet. Roti tissue ini garing seperti kerupuk. Di resto ini, roti tissue disajikan dengan toping cokelat, keju atau stroberi. Harganya berkisar antara Rp 8000 dan Rp. 9000. Jika ingin lebih gurih, bisa memilih roti tissue plus telor.

"Di atas roti akan diberi olesan telor baru dipangang, makanya rasanya lebih enak," terang pengusaha beranak empat ini. Jangan bingung cara menyantap "pyramid" ini saat terhidang di atas meja. Cukup sobek bagian sisinya mulai dari atas.

"Dimakannya pun biasanya beramai-ramai," ujar suami Jijin (46). Dalam sehari, lebih dari 100 porsi roti terjual. Penggemarnya amat banyak karena roti jenis ini tak ada yang menjualnya selain di sini.

Untuk menu utamanya, andalan resto di kawasan Merdeka Walk ini adalah nasi kandar. Tiap porsi makanan ini terdiri dari kari kambing, roti jala, canai acar, tumisan sayur dan nasi. Pilihan nasinya ada dua, yakni nasi putih atau nasi bryani. Yakni terakhir itu adalah nasi gurih yang dimasak dengan rempah khas melayu. Ada pula pelengkapnya yakni aplam yang menjadi kerupuk khas India.

Jika emoh menyantap kambing, kari ayam bisa dipilih. Di sini, semua kari tidak pakai santan. Jadi murni hanya rempah yang tajam yang buat kuahnya mengental hingga seperti santan. Harga menu set lengkap ini Rp 18 ribu. Resto yang buka mulai pukul 11.30 WIB ini juga menyajikan minuman spesial, seperti cranberry yang dicampur jus sirsak dan jeruk. Namanya Three combi.

Ada juga jus kedondong yang dicampur cranberry dan sirsak. Karena tampilannya berwarna hijau, putih dan merah seperti bendera Italia, makanya disebut Italian Job. 

Lontong Medan Kak Lin

Lontong memang pas disantap kala pagi hari. Tak terkecuali di Medan, kebiasaan sarapan dengan lontong sudah jadi rutinitas anak sekolah dan para pekerja di sini. Seperti di Jawa atau Sumatra, olahan makanan ini tak jauh-jauh dari model lontong sayur kebanyakan. Bedanya, cita rasa dan penambahan lauk yang membuat lontong medan jadi istimewa.

Apalagi bagi penyuka makanan pedas dan gurih. "Di sini makanan harus pedas, baru laku," ujar Ibu Lina (40), penjual lontong Medan paling laris di kawasan Cik Ditiro. Bukan saja karena 17 tahun lalu kedai lontong miliknya ini sudah berdiri. Tapi pelanggannya yang pejabat sampai anak sekolahan itu rela antri jika hendak menyantap lontong medan buatan Lin, demikian sapaan perempuan ini.

Dalam seporsi lontong, ada sayur lodeh, bihun, bumbu pecel, sambal teri, kering kentang dan tauco. Itu baru racikan standar sepiring lontong medan. Di sini, biasanya orang tambahkan lauk lagi. Seperti telur balado atau rendang daging. Harganya Rp. 5000 per porsi. Namun jika pakai rendang, lebih mahal, yakni Rp. 8000. "Bihun adalah inti dari kekhasan lontong di sini," ujar Lin yang menghabiskan 30 kilogram beras untuk membuat lontong.

Yang istimewa dari racikan lontong buatan ibu beranak tiga ini adalah kering kentang buatannya. Bahkan saking doyannya pembeli dengan kerenyahan kentang di tempat ini, Lin pun harus membuatnya spesial. Yakni terpisah dalam kemasan tiap satu kilogram bagi pembeli yang mau bawa pulang kentang berbumbu pedas ini.

Harganya Rp 30.000 per bungkus. Karena terobosannya bikin kemasan kering kentang ini, oleh-oleh pun jadi incaran banyak orang jika hendak beli buah tangan. Yakni kering kentang buaatn Lin, demikian pendatang kerap menyebutnya.

Sebelum pesanan datang ke atas meja, ada aneka camilan yang bisa di santap. "Justru ini favorit pelanggan saya, yakni sate kerang," ujar istri Jumadi (38) ini. Hingga 500 tusuk bisa habis dalam sekali berjualan. Sate kerang ini rasanya gurih dan pedas. Kerang dengan bumbu rendang ini sangat nikmat disantap sebagai pelengkap lontong. Harga per tusuknya Rp 1000.

Mulai pukul 07.00 WIB, kedai Lin sudah ramai. Antrian pembeli yang sampai ke sisi jalan ini yang bisa jadi cirri jika mencari tempat ini. Tak sampai pukul 11.00 WIB, jangan harap masih bisa dapatkan lontong ini,pasti sudah habis.

Sop Sumsum Kerbau dan Daging Bakar Rumah Makan Sipirok

Sipirok adalah nama tempat di wilayah perbatasan Sumatera Selatan dan kota Padang. Segaja Zulfikar menamai tempat ini seperti kota asalnya. Sejak buka tiga tahun lalu, rumah makan ini langsung melejit ketenarannya.

Buktinya, tak sampai tiga jam, sop sumsum kerbau yang jadi andalan tempat ini bisa terjual hingga 50 kilogram. Karena banyak sekali penggemarnya. Dalam sepiring sop, sumsum yang dimaksud dibiarkan di dalam tulang. Ukurannya mencapai 25 senti meter.

Tulang kerbau ini dibiarkan "berdiri" menjulang di atas piring, lengkap dengan kuah sop. Harganya memang tak murah. Seporsinya Rp 25.000. Kalau hendak meyantap bagian dagingnya saja, bisa memilih sop iga kerbau. Harganya hanya Rp 10.000.

Biasanya, selain disantap dnegan nasi putih, sup dimakan dengan sambal teri yang disiram bumbu cabai. Rasanya cukup pedas. Selain sop, kita juga bisa cicipi daging bakar. Bukan pakai daging kerbau, tapi sapi. "Disini namanya daging lembu bakar," ujar Zulfikar.

Daging ini berbentuk potongan sebesar daging sate. Cara penyajiannya, daging ini disantap dengan bumbu cabai seperti asam padeh khas Sumatera Barat. Sebelum dipesan pembeli, Zulfikar tidak menyiramkan bumbu ini di atasnya. Sajian daging bakar ini, ditaruh di atas piring kecil dan diberi irisan bawang merah mentah. Baru disiram bumbu.

Harga per porsinya Rp 6000. Kedai ini mulai ramai sejak saat dibuka pukul 11.00 WIB. Sabar saja jika datang ke sini karena ramainya luar biasa. Jika mencari tempat ini, datangi saja kawasan Sungai Sanggal, tepatnya di sebelah utara kota Medan.

Bolu Meranti

Ini dia jagoan bolu di kota Medan. Namanya bolu Meranti. Tak usah ditanya lagi, rasanya tak ada yang tak kenal dengan tempat ini. Meski tidak terletak di pinggir jalan besar, toko ini pasti dipadati pembeli. Karena, oleh-oleh bolu ini sudah jadi "kewajibaan" bagi siapa saja yang sempat berkunjung ke Medan.

Tanpa cabang, toko ini memang terlihat mungil saat dipenuhi pembeli. Tak pernah sepi. Setiap harinya hingga 1000 loyang bisa habis terjual. Rissa, pemiliknya, selalu menyarankan setiap pembeli yang datang untuk memesan terlebih dahulu lewat telepon. 

Bolu sepanjang 30 sentimeter dibuat dengan 5 rasa pilihan. Ada keju, moka, nanas, stroberi dan blueberry. Namun bisa juga memilih padu padan rasa sesuai selera. Harganya Rp 30.000 kecuali untuk blueberry. Bolu yang paling mahal itu harganya Rp 35.000.

"Betul-betul fresh," ujar Rissa. Karena banyak sekali pelanggan yang membeli lebih dari empat dus, maka Rissa pun menyediakan kemasan dus tenteng agar mudah di bawa. Dulunya, toko ini berjualan di kawasan Meranti. "Makanya kami beri nama itu," terang Rissa.

Soto Medan Sinar Pagi

Soto selalu jadi makanan orang Indonesia yang ngangeni. Di Medan, kedai soto paling tua terletak di jalan Sei Deli. Makanya kedai soto yang terletak di persimpangan jalan ini paling dikenal warga Medan. Sejak berdiri tahun 1960, soto ini tak pernah surut pembeli. Ibu Hermiyati (45), pemiliknya, menjual soto medan yang nikmat.

Tak ada campuran sayur atau bihun, tapi hanya berisi irisan paru, usus, limpa dan daging yang digoreng. Kuahnya santan berwarna kuning. Lengkap dengan nasi, seporsi soto ini harganya Rp 12.000. Jika hindari kolesterol, bisa memilih isiannya, daging atau ayam saja. Itu pun jika tak kehabisan.

Dalam satu hari, kedai ini menghabiskan 30 kilogram daging dan 10 kilogram jeroan. Pelengkap soto medan ini adalah rempeyek udang dan perkedel kentang. Harga rempeyek ini Rp. 3000 per buah. Agak mahal memang karena cukup masuk akal jika melihat udangnya yang penuh memenuhi lumuran tepung rempeyek ini.

Sedangkan perkedelnya hanya Rp 1000. Mulai pukul 07.00 WIB, kedai ini sudah penuh oleh pembeli yang hendak sarapan di sini. Selesai makan soto, biasanya pelayan akan menyodorkan gelas kecil yang dibalik di atas pisin. Isinya adalah agar-agar sebagai pencuci mulutnya. "Dibalik agar lalat tak hinggap dan tetap bersih,:" ujar Ibu Evi (38).

Cukup menambah Rp 2500 untuk menyantap agar-agar ini. Perempuan yang bertugas mengelola kedai ini mengakui bisa habisk ratusan porsi soto sampai kedai tutup pada pukul 16.00 WIB.

Sirup Terung Belanda dan Jus Kedondong asli Medan "Lie Lie"

Kalau dulu Medan terkenal dengan sirup markisanya kini kehadiran buah terung belanda menggeser "kedudukan" buah berwarna kuning itu. Terung Belanda banyak sekali tumbuh di wilayah perkebunan Medan.

Kebanyakan hasil panen buah ini dijadikan sirup oleh banyak produsen sirup. Bahkan oleh-oleh khas Medan kini identik dengan membawa sirup ini jika datang ke sini. Terung belanda buahnya seperti tomat. Berwarna ungu kemerahan, terung ini banyak tumbuh di dataran tinggi dengan vegetasi dingin. Ibu Lie Lie (30) adalah pembuat sirup terung belanda yang tengah naik dan ini.

Tanpa bahan pengawet, Lie Lie hanya membuat sirup dengan gula pasir. Bedanya dengan sirup buatan produsen lainnya di Medan adalah cairan sirup yang agak kental yang dibuatnya sendiri. "Saya buat sarinya tanpa mencampur dengan bahan lainnya selain gula," papar istri Kisto (47) ini.

Meski hanya memanfaatkan garasi rumah miliknya, banyak sekali pembeli yang tak asing dengan toko miliknya ini. Sirup ini memang beda.Ada rasa kesat saat meminum sirup berwarna merah ini karena sarat sari buahnya. Daging buahnya tak hanya direbus, Lie Lie juga menjadikannya sirup hingga rasanya seperti menyantap buah aslinya. Dalam satu liter botol sirup ini, Lie Lie menjualnya seharga Rp 20.000.

Selain terung belanda, yang istimewa dan bisa jadi pilihan lainnya adalah jus kedondong. Jus ini juga dikemas dalam botol seperti sirup. Untuk menikmatinya, tak harus ditambah air seperti sirup terung belanda. Cukup beri es batu dan tuangkan jus dalam gelas. Rasanya betul-betul seperti menyantap buah kedondong yang rasanya manis.

Satu-satunya jus yang hanya bisa ditemukan di toko ini juga laris sekali. Lebih dari 50 botol setiap harinya terjual. Untuk mengolah buah kedondong menjadi sirup, Lie Lie mempercayai tak mengupasnya dahulu dengan pisau.

"Kan katanya asam kalau pakai dikupas, jadi saya pencet agar kedondong pecah," ujar Lie Lie. Hasilnya lebih manis karena getak kulit kedondong tak keluar dari kult bagian dalamnya. Akanya saat dimakan buahnya tetap manis.

Lie Lie hanya memakai kedondong tua yang sudah beraroma. Setelah dibelah dengan cara dipencet, dagingnya dikeruk dan dibuang bijinya. Lalu dilumatkan dan diambil sarinya dnegan cara diperas. "Baru setelah itu dimasak bersama gula," ujar ibu tiga anak ini mantap. Menurutnya ide membuat jus ini karena belum ada penjualnya. "Kebanyakan pelanggan datang dari luar kota," terang Lie Lie.

Karena berjualan toko merangkap rumah tinggalnya sekaligus, Lie Lie bisa layani pembelinya elama 24 jam non stop. Jadi, buat apa pusing-pusing jika tak sempat beli oleh-oleh. Datangi saja tempat yang terletak di jalan S. Parman gang Pasir nomor 22 ini.

Kerang Rebus Bulu Bahagia

Di Medan, malam hari jadi waktu yang tepat buat berburu makanan khas. Salah satunya yang terkenal adalah kerang rebus bulu. Kebanyakan penjualnya , bisa ditemukan di kawasan Simpang Limun, kecamatan Meda Ampas. Dari pusat kota, jarak tempuhnya sekitar 5 kilometer ke arah utara. Kedai paling laris di sini dimiliki oleh Bapak Indra (53).

Lelaki yang paling "senior" berjualan kerang ini sudah berjualan sejak tahun 1974. Mulai pukul 17.00 WIB, kedai berwarna biru ini sudah mulai beroperasi. Di Medan, kerang rebus disajikan dengan saus di dalam piring terpisah. "Bedanya dengan di pulau Jawa, kerang di sini menggunakan jenis bulu yang agak besar.

Kerang ini berbeda dengan kerang darah, karena bagian dalam dagingnya berukuran besar. Cangkangnya berbulu hitam kasar. Makanya disebut kerang bulu", tambah suami Siti Hawalubis (45). Untuk sausnya, kedai sarat pembeli ini punya keistimewaan yang dipunyai kedai lain yang sejenis. Yakni campuran buah nanas yang dibuat Indra menjadi selai.

Namun tak itu saja, selai yang langsung dibuat dari buah nanas segar ini diolah kembali dengan bawang putih dan aneka bumbu rempah. Setiap pembeli datang, Indra baru meracik saus kerang di dalam mangkuk kecil yang seukuran gelas arak. Sesendok selai nanas, lalu diberi saus cabai, kecap dan air jeruk nipi. Di atasnya diberi taburan kacang tanah yang sudah dihaluskan.

Untuk sambalnya, pembeli bisa menambahkan sendiri cabai rawit ulek yang sudah disiapkan di atas meja. Jangan ambil sambal terlalu banyak dulu kecuali Anda penyuka pedas. Sedikit saja, campuran sambal ini pedasnya dahsyat.

Saus lalu diaduk sendiri oleh pembeli saat hendak menyantap kerang. Sementara menu utamanya, si kerang bulu tadi, tak direbus dalam pengolahannya seperti namanya. Tapi hanya ditaruh dalam air mendidih yang langsung ditiriskan tak sampai satu menit lamanya. Makanya, kerang ini saat digigit masih terasa kesegarannya.

Tak usah takut akan anyirnya, karena saus yang lengkap dengan aroma jeruk nipis tadi bikin kerang malah nikmat disantap hangat-hangat. Hingga pukul 24.00 WIB, Indra setiap hari menghabiskan sekitar 80 kilogram kerang bulu. Dari daerah Tanjung Balai indra biasa mendapat "impor" kerang dari nelayan. Jangan kaget jika banyak pelangannya yang habiskan lebih dari 5 porsi dalam satu waktu. Karena kerang seharga Rp 3500 per piring ini memang bikin ketagihan.

Tak jarang, sausnya sering disantap polos tanpa kerang oleh banyak pembelinya. "Makanya saya pasti bikin saus dalam panci besar dari sedikitnya 12 buah nanas besar," papar Indra. Rata-rata tiap piring berisi dua setengah ons kerang. Jadi, silakan cicipi sajiam malam paling khas di kota Medan di kawsan ini. Dijamin penggemar seafood bakal rindu jika tinggalkan tempat ini. Sausnya….enak banget!

Ikan Sale Rumah Makan Padang Sidempuan

Makanan khas di Medan dari kelompok ikan adalah ikan sale. "Maksudnya sale adalah diolah dengan diasap," ujar Aswan Lubis (40). Pemilik rumah makan Padang Sidempuan ini memang jago mengolah ikan. Sajian ikan salenya paling lengkap jika datang ke tempat ini. Ada ikan jurung, limbat, haporas dan jenis belut.

Semuanya ikan ini diambil dari sungai. Ikan jurung misalnya. Bentuknya seperti ikan bandeng. Sedangkan limbat adalah ikan yang mirip lele dan "berkumis". Kalau ikan kecil yang seporsi bisa berisi lebih dari seekor adalah haporas. Bentuknya seperti ikan mujair yang baru lahir.

Semua ikan ini disale dengan cara di taruh di atas panggangan yang berjarak sekitar satu meter dari kayu bakar. Agar matang hingga sampai kedalam daging dan tulangnya, ikan diasap selama semalaman. Setelah sebelumnya ikan dibersihkan dan dibuang isi perutnya. Hingga sampai ke tulangnya, ikan sale bisa disantap habis, karena empuk seperti hasil presto.

Kalau mau tahu sajiannya, kita bisa memilih hendak disantap seperti apa. Misalnya gulai, ikan sale tak dimasak langsung bersama bumbu, tapi disiram diatasnya saat pembeli memesan. Ada balado sambal, gulai, dan kalio. Harga ikan ini rata-rata berkisar antara Rp 6000 sampai Rp 7000. Untuk ikan haporas yan kecil ukurannya tadi, seporsi berisi 4 ekor. Rasanya renyah saat digigit. Khusus untuk ikan ini, bumbu siramnya seperti sambal dabu-dabu. Irisan bawang daun, cabai merah, dan bawang merah ditaruh di atasnya. Sedangkan sajian belut, dibuat sambal.

"Namanya sambal belut," ujar suami Saripah Sitompul ini. Belut ini juga sudah diasap sebelumnya. Saking lengkapnya sajian ikan sale ini, rumah makan Sidempuan, demikian pelanggannya menyebut, paling disukai di kota ini. Tak heran jika dalam sehari, rumah makan dengan tiga cabang di kota yang sama ini bisa habiskan hingga 70 kilogram beras per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com