Ia mengatakan, ketiga desa tanggap flu burung tersebut adalah Desa Takmung, Kabupaten Klungkung, Banyubiru (Jembrana), dan Kediri, kabupaten Tabanan.
Kampanye tanggap flu burung di tiga kabupaten itu melibatkan sedikitnya 1.200 anak usia SD dan SMA, serta 1.300 warga setempat. Pelatihan tersebut juga melibatkan paramedis tidak kurang dari 300 orang atau 100 orang dari setiap desa. Ngurah Mahardika menambahkan, percontohan desa tanggap flu burung tersebut juga melibatkan komite nasional flu burung dan pandemi influenza (Komnas FBPI) melalui kelompok kerja regional (KRR) Bali.
Upaya tersebut mendapat dukungan dana dari UNICEF Jakarta conutry office dengan melakukan berbagai upaya untuk merangkul peran serta masyarakat dalam menanggulangi kasus AI hingga tuntas.
Lewat upaya itu masyarakat diharapkan mengerti dan mengetahui bagaimana mengurangi risiko terhadap kemungkinan tertular penyakit flu burung.
Sasaran pembinaan kali ini sengaja menitikberatkan pada anak-anak, dengan harapan mereka dapat menerapkannya dalam hidup keseharian dan ditiru oleh orangtuanya.
Desa percontohan tanggap flu burung sangat penting bagi Bali, mengingat pulau kecil itu padat penduduk dan memiliki ternak yang cukup banyak. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tertular dan mendapat ancaman flu burung. Kondisi demikian mengharuskan semua pihak melakukan upaya penanggulangan yang terkoordinasi sedini mungkin.
Lewat desa tanggap flu burung, Mahardika berharap desa-desa sekitar bisa meniru untuk melakukan upaya penanggulangan flu burung, sekaligus memiliki kemampuan dan kepedulian dalam menangkal penularan flu burung.