Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Munir: Tangkap Aktor Utama

Kompas.com - 20/06/2008, 19:00 WIB

MALANG, JUMAT- Keluarga Munir di Malang, Jawa Timur, memberikan apresiasi pada pemerintah terhadap kemajuan penyelidikan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir. Diungkapnya tersangka baru yaitu Muchdi Pr dalam kasus tersebut, diharapkan bisa menyeret seluruh aktor sentralnya ke meja hijau.

"Kami hargai perkembangan penyelidikan dengan tertangkapnya Muchdi Pr. Setidaknya itu menuju track yang benar. Hanya saja, Muchdi tidak sendirian. Dia di Badan Intelejen Negara (BIN) hanya sebagai orang kedua. Pasti ada orang pertama, ketiga, dan seterusnya. Kami berharap pemerintah bisa menuntaskan kasus tersebut, sehingga hukum bisa jadi panglima di negeri ini," tutur Rasyid Said Thalib, kakak sulung Munir, Jumat (20/6) di Malang.

Menurut Rasyid, pihak keluarga Munir sudah tahu bahwa Muchdi Pr bakal terseret kasus tersebut sejak sekitar 10 hari sebelumnya. Sebab kala itu seluruh gelagat dan perkembangan penyelidikan mengarah pada mantan deputi V BIN tersebut.

"Namun kami menghargai langkah-langkah pemerintah yang tidak gegabah dalam penangkapan itu. Sehingga akhirnya penangkapan ini tidak berakhir dengan sia-sia," tutur Rasyid.

Bagi Rasyid, penetapan status tersangka terhadap Muchdi Pr tidak semata-mata hanya dilihat dari kacamata puas dan tidak puas. Persoalan ini lebih luas lagi pada masalah penegakan hukum. "Semoga ini bisa menjadi test case bahwa janji pemerintah untuk menegakkan hukum benar-benar bisa dilakukan. Diharapkan nantinya masyarakat bisa tahu apa sebenarnya motif pembunuhan ini. Apa ada unsur politis atau apa?" ujar pria yang tinggal di Jalan Simpang Ijen Blok A15 RT 4 RW 10 Kelurahan Oro-Oro Dowo Kota Malang tersebut.

Pengamat militer asal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhadjir Effendy mengatakan, dengan tertangkapnya Muchdi Pr, kredibilitas BIN di sini dipertaruhkan. Namun ia tidak begitu yakin bahwa tertangkapnya Muchdi bisa mengarah pada tuntasnya kasus dengan cepat.

"Selama ini yang diungkap hanya dari sisi pembunuh Munir. Bagaimana dengan dari sisi Munir sendiri. Kenapa dia dibunuh, dan sebagainya. Itu yang belum diungkap. Padahal itu bisa jadi menjadi kunci yang percepatan tuntasnya kasus tersebut," ujar Muhadjir.

Selain itu, menurut Muhadjir, selama ini di Indonesia belum ada garis tegas mengenai kewenangan TNI sebagai tugas pokok militer, dan di sisi lain kadang dianggap sebagai suatu pelanggaran sipil. Banyak kasus yang dialami TNI masih berada di daerah abu-abu (grey area). Antara tindakan yang di satu sisi merupakan tugas pokok, dan di sisi lain terlihat sebagai pelanggaran hukum sipil. "Ini yang kadang menjadikan persoalan cukup rumit," ujar Muhadjir.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com