Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Waluyo Kembali ke Desa

Kompas.com - 09/06/2008, 16:26 WIB

SEBELUM ditetapkan KPU Jawa Tengah sebagai calon Gubernur Jateng, jauh-jauh hari Bibit Waluyo (59) menyampaikan, jika dipercaya rakyat, dirinya siap maju dalam pencalonan Gubernur Jateng. Dengan mengusung slogan Bali Ndeso Mbangun Deso, mantan Panglima Kostrad ini, bertekad kembali ke desa membangun desa.

Bagi Bibit, desa merupakan miniatur negara karena negara itu kumpulan dari desa-desa. Kalau desanya sejahtera, aman, makmur, negaranya otomatis demikian. Kalau desa sejahtera, ia yakin urbanisasi tidak akan terjadi, sehingga tidak akan ada pengangguran di kota-kota besar.

Satu-satunya calon gubernur yang berpasangan dengan perempuan calon wakil gubernur perempuan, menurut Bibit itu adalah kekuatan. "Perempuan yang mendampingi saya adalah pemimpin yang teruji dan memiliki kemampuan terukur. Dua periode menjadi bupati, membuktikan Ibu Rustriningsih adalah pemimpin perempuan yang memiliki potensi yang luar biasa, pantas diberikan tanggung jawab dan dicalonkan sebagai wagub Jateng," ujar Bibit saat diwawancarai Kompas, beberapa waktu lalu di Kantor Kompas Solo. Berikut petikan wawancaranya.

Apa yang mendorong Anda untuk ikut maju ke Pilgub Jateng?

Yang mendorong saya ikut pilkada ini adalah keinginan masyarakat Jateng yang diwakili kelompok masyarakat, perorangan, dan kelompok lembaga swadaya masyarakat, agar saya mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng. Hal ini didukung Ibu Megawati Soekarnoputri yang berkehendak sama, mengusung saya sebagai kandidat Gubernur Jateng melalui PDI-P.

Karena ini kehendak masyarakat, saya bersedia. Komitmen saya menjadi Gubernur Jateng semata-mata ingin mengabdikan diri kepada masyarakat di Jateng. Kebetulan saya ini asli Jateng, sehingga tahu persis kondisi dan realitas Jateng saat ini dan apa yang akan kita hadapi ke depan. Jadi, saya tegaskan, keinginan dan tekad saya bukan semata-mata merebut kekuasaan. Jauh dari semua itu.

Kekuatan apa yang Anda miliki untuk maju? Basis politik? Uang?

Kekuataan saya adalah semangat, niat, dan komitmen. Untuk maju dalam Pilgub Jateng ini, yang pertama bagaimana komitmen saya untuk mengabdi pada masyarakat Jateng, melalui basis politik PDI-P.

Lalu bagaimana dengan uang?

Ya semuanya jer basuki mawa beo (untuk sukses memang ada ongkosnya). Biaya kepentingan kegiatan, saya kira itu wajar. Sesuai kemampuan yang saya miliki. Tetapi ukurannya bukan uang. Uang saya ada di tangan masyarakat.

Masalah Jateng apa yang mendesak Anda selesaikan jika terpilih?

Menurut saya, ada tiga masalah mendesak yang harus diselesaikan yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Ini mendesak diatasi oleh siapa pun pejabat yang terpilih. Saat ini angka pengangguran di Jateng cukup besar sekitar 6 juta. Ketiga masalah ini semuanya saling berkait. Mengapa miskin, karena menganggur. Kenapa menganggur, karena tidak tersedia lapangan kerja.

Maka, komitmen saya pada jangka pendek ini, harus mampu mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan menciptakan lapangan kerja. Dimulai dari sektor pertanian melalui intensifikasi lahan pertanian, karena masyarakat Jateng 60-70 persen berada di pedesaan. Kesejahteraan petani melalui sapta usaha tani, jadi titik perhatian. Pemerintah harus punya komitmen jelas mulai dari penyediaan bibit unggul, rehabilitasi sistem pengairan, kemudahan mendapatkan pupuk dan obat-obat, hingga pemasaran hasil panen. Penjualan pupuk, harus dikawal ketat agar sampai ke petani dengan harga murah, jangan sampai dikuasai tengkulak. Petugas penyuluh lapangan pertanian juga harus dioptimalkan. Selain pertanian, sektor perkebunan, peternakan, perikanan, dan berbagai sektor juga akan menjadi perhatian.

Apa program terobosan Anda dalam 100 hari pertama?

Kalau boleh, tidak usah ada ukuran 100 hari. Kalau hanya mengelola sesuatu yang sederhana mungkin bisa, tapi masalahnya sangat kompleks dan berat. Yakinlah Bibit Waluyo akan bekerja. Jadi tidak bisa diukur dengan 100 hari. Kalau tidak tercapai kita kecewa. Itu sama saja bohong.

Bagaimana cara Anda mencegah korupsi?

Kalau saya katakan sulit, nanti dibilang calon gubernur yang tidak punya komitmen. Tapi ini masalah pribadi. Jadi kita ini, kalau punya rasa malu mestinya tidak mencuri. Korupsi itu tidak akan terjadi kalau kita malu. Mencuri itu kan korupsi. Koruptor itu garis miring maling. Pakaian dasi, sepatu mengkilat, kok korupsi. Itu kebangetan. Rasa malunya sudah tidak ada. Jadi piye carane mengatasi ini? Perundang-undangan, reward and punishment, semua cara sudah ada, tapi mengapa terus mencuri. Tetapi sebagai pemimpin saya akan mulai dari diri saya. Saya akan kontrol dan lakukan pengawasan. (SONYA HELLEN SINOMBOR/ARDUS M SAWEGA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com