Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik Sinis, Angie Lebih Manis

Kompas.com - 29/05/2008, 22:57 WIB

JAKARTA, KAMIS - Banyak atlet Indonesia gelagapan saat harus berbicara di depan publik atau jurnalis. Ada yang sinis ada yang pasang muka batu.

Penyelenggaraan perebutan Piala Thomas dan Uber di istora Gelora Bung Karno, dua pekan lalu menyajikan suatu yang baru di sini. Setiap kontestan diminta bertemu dengan jurnalis untuk memberi komentar terhadap pertandingan yang baru dijalaninya. Tidak peduli mereka kalah atau menang. Sesuatu yang lumrah di luar.

Untuk masalah ini, para peserta luar Indonesia ternyata lebih siap. Baik pemain atau pun ofisialnya. Mereka dengan senang hati berbicara menjawab pertanyaan apa pun. Pemain Denmark, Peter Gade merupakan pemain yang tangkas menjawab pertanyaan wartawan. Ditambah lagi, tidak banyak wartawan lokal yang tahu apa yang ingin ditanyakan kepada Gade.

Tim Malaysia selalu mempercayakan konferensi pers kepada pelatih asal Indoensia, Rexy Mainaky.  Setelah beberapa tahun hijrah ke Malaysia dari Inggris, Rexy tampaknya mampu beradaptasi dengan baik. Ia mampu dengan tangkas menjawab pertanyaan wartawan-wartawan Indonesia, lengkap dengan dialek mau pun kosa kata Malaysia.

Tim China juga mengandalkan pelatih kepala, Li Yongbo. Setiap pertanyaan dijawab dengan lancar dan panjang lebar. Dengan bahasa mandarin tentunya. Tidak peduli yang bertanya wartawan dari Hongkong, China Malaysia, Denmark mau pun melayu-melayu lokal. Setiapkali jawaban dilontarkan, maka para wartawan lokal sibuk bertanya kepada wartawan yang mengajukan pertanyaan, "What did he say?"

Para pemain Indonesia lain lagi. Yang menjadi perhatian utama tentunya para pemain Piala Uber. Mereka selalu didapuk untuk hadir di konferensi pers, meski tidak banyak yang dikutip.  Sebagian, seperti bintang muda Pia Zebadiah, lebih banyak tertawa dan meminta para seniornya seperti Susy Susanti untuk berbicara.

Yang menjadi bintang adalah pemain ganda Greysia Polii.  Pemain ini memang terkenal banyak ide untuk melakukan hal-hal jail, seperti memakai bendera merah putih sebagai jubah. Para wartawan lokal yang mengajukan pertanyaan kepada Greysia lebih banyak untuk menggoda pemain ini.

Namun para jurnalis akan lebih berhati-hati bila yang berbicara adalah pemain bintang, Taufik Hidayat. Sejak awal Taufik memang kerap menebarkan aroma tidak bersahabat.  Ia, misalnya, meminta para wartawan tidak  mencegatnya untuk bertanya usai konferensi pers.

Wartawan yang bertanya pun  harus bersiap menghadapi komentar tidak mengenakkan dari Taufik. Seorang wartawan melontarkan puji-pujian ketika Taufik menang  dalam pertandingan  grup menghadapi Inggris. Apa jawab Taufik?  Anda bilang saya bagus, karena saya menang. Coba kalau saya kalah, pasti akan anda cela kan?"

Seorang wartawan media bahasa mandarin dari Malaysia juga bertanya kepada Taufik. Ia menggunakan bahasa melayu bercampur-campur bahasa Inggris yang disampaikan dengan terbata-bata. Pertanyaannya tentang kans Taufik di olimpiade Beijing, Agustus mendatang. Taufik hanya menjawab singkat, "Saya di sini hanya mau berbicara Piala Thomas." Tanpa basa basi atau permintaan maaf.

Mungkin apa yang dilakukan  Angelique Widjaja dan Yayuk Basuki sudah seharusnya menjadi acuan. Mereka adalah atlet-atlet yang terlatih menghadapi publik termasuk jurnalis.   "Kami  diberi pelajaran khusus soal itu. Misalnya, bagaimana menghadapi media, sikap dan bahasa tubuh saat konferensi pers," kata Angie kepada Kompas di Surabaya. Angie berniat mensharing pengajaran ini kepada atlet-atlet tenis yang lebih muda dari dirinya.

Taufik mungkin sudah tidak butuh wartawan Indonesia. Namun di olimpiade Beijing nanti, dia dan atlet-atlet bulutangkis Indonesia lainnya harus bersiap berhadapan dengan jurnalis-jurnalis internasional.  Taufik, Sony, Markis Kido, Nova mau pun Lilyana Natsir memiliki peluang meraih medali dan menjadi pusat perhatian dunia. (Tjahjo Sasongko)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com