Perkawinan Agung Puteri Ketiga Sultan Tanpa Kirab

YOGYAKARTA, SELASA-PERKAWINAN agung puteri ketiga Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng Nurkamnari Dewi dengan Kanjeng Raden Tumenggung Purbodiningrat akan berlangsung 9 Mei mendatang di Masjid Panepen. Meskipun tidak akan diadakan kirab, urutan dan tata upacara perkawinan mulai dari nyantri, siraman, tantingan, midodareni, panggih, dan tampa kaya tetap menunjukkan kekhasan perkawinan agung yang rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Karena bukan puteri pertama, maka tidak ada kirab. Tapi, semua tata upacara tetap sama," ujar calon mempelai yang akrab dipanggil Gusti Dewi ini pada wartawan dalam jumpa pers di Keraton Kilen, Senin (28/4).

Prosesi acara akan dimulai tanggal 8 Mei pagi, yakni nyantri putri di Keraton Kilen dan nyantri putra di Kasatriyan. Sedangkan ijab kabul akan berlangsung tanggal 9 Mei dengan mas kawin berupa seperangkat alat shalat dan cincin kawin. Untuk resepsi pernikahan akan berlangsung pukul 18.00 di Bangsal Proboyekso.

Dalam kesempatan itu, calon mempelai pria KRT Purbodiningrat yang bernama asli Yun Prasetyo menceritakan asal-usul pemberian gelar paringan dalemnya. "Ngarso Dalem memberikan usulan-usulan nama. Lalu, saya berdiskusi dengan Dewi tentang nama yang dipilih. Kami sepakat menggunakan Purbodiningrat," ujarnya.

Menurut Kepala Seksi Upacara Pernikahan RM Dinusatomo, ia memberikan sepuluh usulan nama gelar kepada Sultan. Beberapa di antaranya ialah Purbonegoro, Mangunkusumo, dan Purbodiningrat. "Purbodiningrat ialah putra dari kakak Sultan Hamengku Buwono VIII," ujarnya.

"Secara harafiah Purbodiningrat bermakna penguasa dunia yang utama. Tentu dengan pemilihan nama itu, diharapkan calon mempelai bisa memperoleh kebaikan yang disiratkan oleh nama itu," tambahnya.

Perkawinan agung ini rencananya akan dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri, dan duta besar negara sahabat yang akan datang pada acara 9 Mei pagi. Untuk acara resepsi malam harinya, pihak keluarga akan mengundang 2.500 orang. (A11)