Dari Pengacara sampai Lia Eden

Di antara gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dan Gajah Mada Plaza (GMP) terdapat deretan pedagang kaki lima (PKL) yang menjual berbagai jenis makanan. Para PKL itu setiap hari memenuhi Jalan Pembangunan I, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, tersebut.

Di sepanjang jalan itu, 50-an PKL menjual makanan yang mengenyangkan. Mulai dari makanan ala warung tegal sampai sate kambing atau mi goreng. Keberadaan PKL penjual makanan yang mematok harga murah meriah ini, menurut beberapa pelanggannya, sangat menguntungkan.

Sari (24), karyawati yang bekerja di GMP, mengaku hampir setiap hari makan siang di tempat itu. Selain variasi makanan yang banyak dan memudahkannya untuk memilih, rasa makanan yang ditawarkan pun tak mengecewakan.

"Setiap jam makan siang saya selalu ke sini sama teman-teman. Bahkan saking ramainya, kita kadang menunggu dulu biar dapat giliran. Soalnya setiap warung makan tempat duduknya paling banyak hanya cukup untuk delapan orang," ujar Sari, yang memiliki makanan favorit soto ayam dan mi ayam itu.

Lalu, siapa saja pelanggannya?

Menurut Suryono, pedagang soto ayam, pelanggannya bukan saja para karyawan yang bekerja di GMP, tapi juga para staf PN Jakpus.

"Para pengikut Lia Eden juga pernah makan di sini, waktu Lia Eden lagi disidang. Mereka kalau makan biasanya tidak neko-neko," kata Suryono.

Menurut dia, dandanan para pengikut Lia Eden yang menggunakan jubah putih dan ikat kepala, memang sangat menarik perhatian para pelanggan warungnya. Namun, para pengikut Lia Eden sama sekali tak menganggu pelanggan untuk tetap datang.

"Mereka ngomongnya memang sopan banget, Mas. Malahan sering kalau masih ada kembalian Rp 2.000 atau Rp 3.000, disuruh ambil buat saya," ujarnya.

Saking ramainya, menurut Suryono, dia tak pernah menutup warung sotonya sekalipun hari Minggu. "Kalau hari Minggu sebagian besar warung di sini memang tutup, tapi saya berusaha tidak," ujarnya.