Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh Enterobacter dengan ASI

Kompas.com - 29/02/2008, 12:00 WIB

JAKARTA, JUMAT - Dugaan pencemaran bakteri pada produk susu dan makanan bayi yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini telah menyebabkan ibu-ibu rumah tangga menjadi resah.

  Kekhawatiran para ibu akan dampak pencemaran  terhadap  anak-anak dan bayi sungguh wajar karena produk susu dan makanan bayi instant kini sudah menjadi sumber gizi utama bahkan sebagai pengganti ASI sekalipun.

Menurut pakar mikrobiologi dari IPB Prof Dr. Betty Sri Laksmi Jenie, pencemaran bakteri enterobacter skazakii yang ramai diperbincangkan sebenarnya tidak perlu membuat panik ibu-ibu anndaikata  anak-anak dan bayi mereka pernah atau sedang mendapatkan ASI (Air Susu Ibu).

¨Dalam ASI banyak terkandung bakteri menguntungan (probiotik) yang jumlahnya mencapai miliaran.  Salah satu jenis bakteri menguntungkan itu adalah Bifidobacterium yang nyata-nyata dapat membunuh bakteri merugikan termasuk jenis enterobacter yang hidup di usus,¨ ungkap Prof Betty, kepada kompas.com di kawasan Kuningan Jakarta, Kamis (28/2).

Prof Betty menjelaskan, ASI merupakan makanan terbaik bagi anak di bawah usia satu tahun,  dan bila  bayi sudah perrnah mendapatkannya, kemungkinan mereka terserang bakteri membahayakan akan sangat minim.

¨Dalam usus manusia termasuk bayi, bakteri menguntungkan jumlahnya memang harus lebih banyak dari yang merugikan.  Dengan mendapat ASI ekslusif, jumlah bakteri baik tentu akan  akan sangat banyak sehingga mampu memperkuat kekebalan. jika yang terjadi sebaliknya, maka kemungkinan bayi terserang penyakit akan semakin terbuka,¨ ungkapnya         
    
Menanggapi  infeksi bakteri enterobacter terhadap bayi, Prof  Betty mengatakan kasusnya di Indonesia sebenarnya memang masih sangat jarang.  ¨Kalaupun bayi terinfeksi, biasanya pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau pada mereka yang mengalami gizi buruk,¨terangnya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com