JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, kekeringan di sebagian besar Sumatera, Jawa, dan Bali masih berpotensi terjadi pada tanggal 20-30 Agustus 2023.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, kekeringan ini dipicu oleh puncak musim kemarau yang terjadi pada Agustus - September 2023.
"Untuk minggu depan dasarian III itu tanggal 20-30 Agustus, masih potensi kekeringannya. Kita tahu hampir sebagian besar Sumatera, Jawa, bali dan seluruh Indonesia, dan potensi cuaca keringnya ini yang harus kita waspadai," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring, dikutip dari YouTube Kompas.com, Selasa (22/8/2023).
Pria yang karib disapa Aam ini menuturkan, puncak musim kemarau membuat makin banyaknya titik panas (hot spot) pada dua minggu pertama bulan Agustus, dibandingkan dua minggu pertama bulan Juni dan Juli.
Salah satu wilayah dengan tingkat titik panas yang tinggi, adalah Pulau Sumatera. Titik panas menjadi 8.839 pada periode 1-14 Agustus 2023, lebih tinggi dibandingkan 2.180 titik pada 1-14 Juli 2023 dan 2.249 titik pada 1-14 Juni 2023.
Titik panas di Pulau Kalimantan bahkan meningkat sangat tinggi. Titik panas menjadi 40.141 pada periode 1-14 Agustus 2023, lebih tinggi dibandingkan 879 titik pada 1-14 Juli 2023 dan 2.236 titik pada 1-14 Juni 2023.
"Hot spot-nya sudah luar biasa banyak. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua itu Papua bagian selatan (juga meningkat), karena itu lahan gambutnya. Lahan gambut dan lahan basah ada di situ," tutur Aam.
Selain kekeringan, wilayah Sumatera juga berpotensi turun hujan dalam seminggu ke depan.
Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan dinamika atmosfer dari adanya aktivitas gelombang Rossby ekuatorial yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Potensi pertumbuhan awan hujan ini, kata Aam, cukup membantu kawasan rawan kebakaran lahan dan hutan di wilayah yang sama, meliputi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Adanya debit air yang cukup membantu kebakaran hutan mampu dikendalikan dengan baik.
"Jadi Sumatera bagian utara, selatan, tengah ke utara itu mungkin masih ada pengaruh hujan dalam satu minggu ke depan," jelas dia.
Sebagai informasi, BNPB mencatat 52 kejadian bencana terjadi dalam seminggu terakhir periode 14-20 Agustus 2023.
Bencana didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan 32 kejadian, diikuti banjir 7 kejadian, puting beliung 7 kejadian, dan kekeringan 6 kejadian.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/22/13032961/seminggu-ke-depan-bnpb-proyeksi-dari-sumatera-jawa-hingga-bali-masih