Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Pertimbangkan Wewenang Regulasi Ojek "Online" Diserahkan ke Daerah

Kompas.com - 05/04/2017, 12:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mencari kebijakan untuk mengatasi persoalan antara ojek online dengan konvensional.

Namun, hingga kini, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, belum menemukan jalan keluar untuk mewujudkan transportasi roda dua yang aman, nyaman, terjangkau, dan cepat bagi konsumen.

"Kami lagi carikan bagaimana (regulasi) yang terbaik," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta pada Rabu (5/4/2017).

Saat ini, Kemenhub tengah mempertimbangkan menyerahkan regulasi soal ojek online kepada pemerintah daerah.

"Apakah kami akan beri kewenangannya kepada daerah? Atau bagaimana? Kami akan cari formulasi bagi angkutan roda dua ini," ujar Budi Karya.

Jika kewenangan mengatur transportasi roda dua diserahkan ke daerah, Kemenhub hanya mempersiapkan prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh pemerintah daerah.

Misalnya, pemerintah daerah tidak boleh berpihak hanya pada salah satu pihak, ojek online atau konvensional.

"Formulasi itu jangan menciptakan dikotomi antara ojek online dengan yang tidak online. Tapi solusinya bagaimana menggabungkan keduanya. Ojek online sama-sama dengan ojek (konvensional)  jangan ada perbedaan," ujar Budi.

Dalam implementasinya, sama halnya dengan kerja sama antara Go-Jek dengan Blue Bird, yang dirilis beberapa waktu lalu.

Budi menegaskan, rencana ini baru sebatas pertimbangan. Ia meminta publik jangan gaduh terlebih dahulu.

Pemerintah berkomitmen untuk menghadirkan transportasi yang baik bagi masyarakat. 

Kompas TV Ada beberapa poin yang ditunda pelaksanaannya hingga 3 bulan ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com