Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Pemberitaan Bunuh Diri yang Tak Tepat Mendorong Peniruan

Kompas.com - 24/03/2017, 16:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan mengenai tindak bunuh diri rupanya berdampak signifikan terhadap masyarakat.

Benny Prawira Siauw, aktivis Into the Light, komunitas pencegah bunuh diri di Indonesia menjelaskan, berita tindakan bunuh diri membutuhkan sudut pandang khusus agar tidak merugikan masyarakat.

"Intinya, pemberitaan (tindak bunuh diri) harus yang berempati kepada korban," ujar Benny melalui keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (24/3/2017).

Kesalahan menampilkan sudut pandang berita yang tidak berpihak pada korban terbukti meningkatkan risiko orang yang berkecenderungan bunuh diri untuk semakin berniat melakukan aksinya.

(Baca: Bagaimana Mengenali dan Merespons Gelagat Bunuh Diri?)

"Orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri semakin terdorong usai mengonsumsi berita yang tidak empati dan cenderung melebih-lebihkan," ujar Benny.

Lebih dari 50 hasil riset di bidang suicidologi, sebuah ilmu yang mempelajari bunuh diri dan pencegahannya menyebut, berita bunuh diri yang tidak tepat meningkatkan kemungkinan individu melakukan tindakan nekat itu.

Fenomena itu, lanjut Benny, dikenal dengan istilah 'werther effect'.

Sebaliknya, pemberitaan tindak bunuh diri yang disajikan dengan penuh empati disertai rujukan konseling terbukti mencegah atau mengurungkan niat seseorang untuk bunuh diri.

Dalam beberapa pekan terakhir, Benny mencatat, ada dua kasus bunuh diri yang disorot media massa Indonesia. Into the Light pun khawatir dengan dampak negatif pemberitaan itu.

Benny mengatakan, World Health Organization (WHO) dan organisasi lain di dunia telah menerbitkan panduan peliputan bunuh diri bagi jurnalis di seluruh dunia.

Di sana terdapat prinsip apa yang harus ditonjolkan dan mana yang harus diredam dalam pelaporan tindak bunuh diri.

"Pelaporan pemberitaan bunuh diri yang aman ini mengandung 'papageno effect' dan telah teruji aktif dapat mencegah bunuh diri akibat dari paparan media yang salah," ujar Benny.

Benny sekaligus menyoroti konseling bagi orang dengan kecenderungan bunuh diri di Indonesia masih sangat terbatas.

Data International Association of Suicide Prevention menunjukan bahwa terdapat 9.103 angka kematian di Indonesia yang diakibatkan oleh aksi bunuh diri pada 2012.

(Baca: Kenali Tanda Seseorang Berniat Bunuh Diri dan Cara Mencegahnya)

Angka ini diyakini meningkat hingga tahun 2017. Data lain menunjukan bahwa setiap satu orang bunuh diri, terdapat 25 orang yang juga menjadi berkecenderungan bunuh diri.

Dengan demikian, terdapat setidaknya 227.625 orang di Indonesia yang berkecenderungan bunuh diri.

Sementara itu, 800.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat bunuh diri. Artinya, setiap 40 detik, terdapat satu nyawa melayang akibat tindakan nekat bunuh diri. Oleh sebab itu, media massa diharapkan hati-hati serta teliti benar saat menayangkan berita tindak bunuh diri.

Kompas TV Pria Tewas Setelah Lompat dari Jembatan Setinggi 20 Meter

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com