Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Panggil Risma untuk Dalami Kasus Pasar Turi

Kompas.com - 29/11/2016, 18:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR memanggil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mendalami kasus kebakaran pembangunan Pasar Turi.

Pemanggilan tersebut guna menindaklanjuti aduan warga ke Komisi III awal 2016 lalu.

Sejumlah hal didalami panja. Salah satunya terkait proses penegakan hukum atas kasus kebakaran Pasar Turi tersebut.

"Komisi III basanya akan rekomendasikan terkait kasus hukumnya. Kalau tidak benar, bisa saja memberi teguran pada Kepolisian karena ini wilayah Kepolisian," ujar Ketua Panja Penegakan Hukum, Desmond Junaidi Mahesa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Terkait pemanggilan Risma, Panja ingin mempertanyakan nasib para pedagang. Risma sebagai wali kota pun ditanya mengenai pertanggungjawaban.

"Sejauh ini baik-baik saja enggak ada masalah. Beliau wali kota yang benar. Dengan nurani memimpin. Jelas kok beliau wali kota yang luar biasa. Sudah melakukan yang terbaik," kata Desmond.

Sementara itu, Risma berharap hakim segera memutuskan persidangan kasus Pasar Turi.

Hal tersebut dinilai dapat membantu para pedagang yang selama ini menderita karena tak memiliki tempat untuk berjualan.

"Sudah lama sekali. Hampir 10 tahun," tuturnya. Risma mengaku sedih melihat kondisi para pedagang. Ada yang menjadi gila bahkan bunuh diri.

Sebab, mereka pada awalnya adalah pedagang tradisional yang bisnisnya membesar. Para pedagang itu menyimpan barang dagangannya di kios di pasar.

"Kemudian enggak pakai asuransi. Itu terbakar habis lah semua barang-barangnya. Jadi banyak yang enggak kuat kemudian meninggal," tuturnya.

Dari hasil penelusuran, Risma menemukan sejumlah tuntutan pedagang yang tak direalisasikan investor dan pengelola. Investor tak mau mengabulkan tuntutan pedagang karena dianggap tak ada dalam kontrak.

(Baca: Pengelola Pasar Turi Bantah Tudingan Risma soal Wanprestasi)

Namun, lanjut Risma, kontrak dibuat atas dasar kesepakatan antara pedagang dan investor. "Tapi sedikit-sedikit bayar. Nah, pedagang yang kondisinya kayak gitu kok terus-terusan disuruh bayar, wong dulu enggak mampu bayar uang, kan mahal," kata Risma.

Kompas TV Pedagang Pasar Turi vs PT. Gala Bumi Perkasa - AIMAN eps 41 bagian 4
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com