Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim Minta Anggota Kepolisian Ikut Serta dalam Program "Tax Amnesty"

Kompas.com - 26/09/2016, 13:01 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto menegaskan pentingnya program pengampunan pajak (tax amnesty) untuk meningkatkan perekonomian negara. Tak hanya kepada sipil, Ari pun mengimbau anggota kepolisian ikut serta dalam program tersebut.

Hal tersebut bukti dukungan Polri terhadap optimisme pemerintah menggerakkan perekonomian Indonesia ke arah positif.

"Wujud konkretnya yaitu pelaksanaan pengampunan pajak (tax amnesty) di lingkungan Polri," ujar Ari melalui siaran persnya, Senin (26/9/2016).

Ari mengatakan, pelaksanaan pengampunan pajak oleh Polri tak hanya mencakup lingkungan Mabes Polri. Seluruh anggota Polri di seluruh wilayah Indonesia juga wajib mengikuti program pemerintah ini.

Menurut Ari, anggota Polri yang mengikuti pengampunan pajak tak hanya sekadar membayar kewajiban pada negara.

(Baca: Peminat Membeludak, Pelaporan Harta "Tax Amnesty" Tembus Rp 1.770 Triliun)

“Tapi justru ada yang jauh lebih penting dari angka-angka yaitu dengan kepatuhan Polri yang inisiasinya oleh Bareskrim ini, mampu menimbulkan kepercayaan sekaligus juga kesadaran dari masyarakat terhadap pemerintah," kata Ari.

"Caranya dengan menunjukkan langsung kepada masyarakat bahwa kita juga mematuhi program tersebut," lanjut dia.

Berdasarkan data, kata Ari, program pengampunan pajak telah mendapat tanggapan positif dari para pelaku perekonomian. Hingga September 2016, aset deklarasi yang sudah diterima oleh pemerintah telah menyentuh angka Rp 1.029 triliun.

Selain itu, indeks harga saham gabungan dan kekuatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat justru menguat. Hal tersebut merupakan sinyal positif bahwa perwujudan kesejahteraan masyarakat melalui kredibilitas ekonomi Indonesia bisa terwujud.

(Baca: Lebih dari 90 Persen Uang Tebusan "Tax Amnesty" Masuk di Bulan September)

“Pengampunan pajak hadir untuk mengembalikan modal kekuatan ekonomi nasional dengan dibiayai oleh kita sendiri," kata Ari.

Dengan adanya kekuatan ekonomi baru maka akan muncul investasi yang menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, kata Ari, nantinya ada daya beli yang akan memunculkan permintaan-permintaan barang dan jasa yang baru.

"Artinya, ekonomi semua bergulir lagi dan dampaknya ke depan ekonomi kita akan lebih maju dari negara-negara di Asia," kata Ari.

Kompas TV Inilah Konglomerat yang Ajukan Amnesti Pajak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com