Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Presiden Filipina Bilang kalau Kelompok Abu Sayyaf Tak Menyerah Akan Dihabisi

Kompas.com - 23/08/2016, 11:56 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa Pemerintah Filipina belum berencana melakukan gencatan dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

Menurut Ryamizard, militer Filipina bersama pasukan Moro National Liberation front (MNLF) pimpinan Nur Misuari terus melakukan serangan ke daerah-daerah yang diduga sebagai markas Abu Sayyaf.

"Tadi malam saya koordinasi dengan Menhan Filipina, belum dengar soal gencatan senjata. Mereka bersama dengan Moro terus menggempur Abu Sayyaf," ujar Ryamizard saat ditemui di silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).

 

(baca: Abu Sayyaf Minta Rp 45 Miliar untuk Lima ABK yang Masih Disandera)

Ryamizard menjelaskan, pascaserangan militer Filipina yang menyebabkan bebasnya dua sandera warga negara Indonesia, Presiden Duterte memang memberikan kesempatan kepada kelompok Abu Sayyaf.

Apabila kelompok Abu Sayyaf tidak menyerah, kata Ryamizard, Filipina akan terus melakukan serangan.

"Presiden Filipina bilang kalau tidak pada menyerah akan dihabisi. Duterte kasih kesempatan mereka menyerah. Mudah-mudahan dengan dorongan dan tekanan itu ada pengaruhnya," kata Ryamizard.

(baca: Menhan: Militer Filipina Lumpuhkan Separuh Kekuatan Kelompok Abu Sayyaf)

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyampaikan permintaan Kemlu RI kepada pemerintah Filipina, terkait gencatan senjata dengan perompak, demi keselamatan para sandera warga negara Indonesia.

Intensitas operasi militer ini, kata Arrmanatha, dianggap berdampak terhadap keselamatan sandera, sehingga diajukanlah permintaan gencatan senjata tersebut.

 

(Video: Abu Sayyaf Ancam Eksekusi Mati Sandera)

Direktur Jenderal Perlindungan WNI Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal menyebut permintaan itu disampaikan langsung oleh Menlu RI Retno Marsudi kepada Menlu Filipina Perfecto Rivas Yasay.

"Empat hari lalu Menlu berkomunikasi dengan menlu Filipina, minta dilakukan gencatan senjata," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Rabu (17/8/2016).

Kompas TV Keluarga Belum Dapat Kabar Pembebasan ABK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com