Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Lacak Akun Anggota ISIS

Kompas.com - 09/08/2016, 22:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Ke-71 RI, Kepolisian Negara RI meningkatkan pengamanan di sejumlah daerah dari ancaman teror. Penelusuran akun milik anggota dan simpatisan Negara Islam di Irak dan Suriah pun dilakukan guna mengantisipasi rencana aksi teror.

"Kelompok (teroris) menganggap pemerintah sebagai lawan sehingga simbol-simbol negara dan perayaan nasional, seperti 17 Agustus, menjadi salah satu target aksi penyerangan mereka. Karena itu, kami mencermati dengan baik potensi ancaman itu dengan meningkatkan kewaspadaan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Senin (8/8/2016), di Markas Besar Polri, Jakarta.

Boy menambahkan, karakteristik kelompok teroris ialah selalu mencari waktu yang tepat untuk melakukan amaliah sehingga dapat menghasilkan serangan dengan dampak besar.

Terkait dengan hal itu, tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror menangkap empat tersangka teroris pada 8-10 Juni lalu di Surabaya, Jawa Timur, karena merencanakan aksi teror pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Mereka adalah Priyo Hadi Purnomo, Befri Rahmawan alias Ibnu alias Azis, Feri Novandi alias Abu Fahri alias Koceng, dan Sali As Sabah.

Sementara itu, pada 5 Juli atau satu hari menjelang Idul Fitri, Nurohman meledakkan diri di Markas Kepolisian Resor Kota Solo, Jawa Tengah.

Pada Agustus 2015, Densus 88 Anti Teror juga menangkap empat terdugateroris, yaitu Ibadurrahman alias Ali Robani, Yus Karman, Sugiyanto alias Gentong, dan Syafiudin alias Udin. Mereka merencanakan aksi teror di wihara dan gereja pada 17 Agustus 2015 di Solo.

Telusuri komunikasi

Sebagai salah satu upaya pencegahan, menurut Boy, Polri juga secara intens melacak aktivitas pemimpin sayap militer Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) asal Indonesia, Bahrun Naim. Komunikasi melalui akun media sosial, terutama Facebook, kata Boy, menjadi cara Bahrun Naim merekrut anggota, melatih perakitan senjata dan bahan peledak, hingga merencanakan teror.

"Kami tidak bisa meremehkan kelompok ini karena Bahrun Naim membentuk sel teroris dari Suriah," kata Boy.

Keberadaan Bahrun Naim diketahui pertama kali saat merencanakan dan memberikan dana untuk kelompok teroris pimpinan Ibadurrahman di Solo. Ia juga terlibat perencanaan teror akhir 2015 di Jakarta, yang akan dilakukan Arif Hidayatullah alias Abu Musab.

Pekan lalu, Bahrun Naim pun dicurigai sebagai perencana dan pemberi dana Kelompok Gonggong Rebus (KGR) yang berencana menyerang Singapura.

Menurut Boy, dari hasil komunikasi melalui Facebook, Bahrun Naim memerintahkan KGR untuk merekrut anggota dan menyiapkan aksi teror.

Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Brigadir Jenderal (Pol) Sam Budigusdian mengatakan, pihaknya terus mendalami lima terduga teroris yang ditangkap Jumat (5/8/2016). Lima dari enam orang itu sudah intensif berlatih perang di Batam.

Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror menangkap GRD (31), ES (35), T (21), TS (46), HGY (20), dan MT (19) di tempat yang berbeda di Batam (Kompas, 6/8/2016). MT dilepaskan karena bukan sasaran Densus.

Dari Palu, Sulawesi Tengah, dilaporkan, Satuan Tugas Operasi Tinombala mendekati keluarga dari anggota kelompok Santoso, yang tercantum dalam daftar pencarian orang (DPO), untuk membujuk mereka agar menyerahkan diri. Ini dilakukan setelah akhir pekan lalu dua orang yang tercantum dalam DPO menyerahkan diri atas bantuan keluarga.

Jumri alias Tamar menyerahkan diri Jumat (5/8/2016), Salman alias Opik menyerahkan diri Minggu (7/8). Dengan demikian, Satgas masih mengejar 16 orang yang tercantum dalam DPO tersisa. (SAN/RAZ/VDL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Agustus 2016, di halaman 4 dengan judul "Polri Lacak Akun Anggota NIIS".

Kompas TV Modus Teroris Batam Terbilang Baru?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Nasional
Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Nasional
Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Nasional
PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

Nasional
Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Nasional
Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Nasional
Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Survei Litbang "Kompas": 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Nasional
Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Nasional
Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Nasional
Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Nasional
Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Nasional
Putusan MA: Lukai Akal dan Kecerdasan

Putusan MA: Lukai Akal dan Kecerdasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com