JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid mengapresiasi upaya pemerintah yang berhasil membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Menurut dia, pembebasan ini adalah prestasi, apalagi dilakukan tanpa aksi militer dan tak ada korban jiwa.
"Ini kemenangan diplomasi. Saya apresiasi pemerintah dan semua yang terlibat. Menlu, Panglima TNI, BIN dan semua pihak dari jalur non formal yang telah berhasil melakukan negosiasi," kata Meutya, saat dihubungi, Senin (2/5/2016).
Ia berharap, selanjutnya pemerintah juga berhasil membebaskan empat WNI lainnya yang saat ini masih ditahan kelompok Abu Sayyaf.
Dia optimistis pemerintah bisa membebaskan empat WNI tersebut juga dengan jalur diplomasi.
"Upaya keberhasilan awal dengan bebasnya 10 WNI hendaknya memberikan kepercayaan diri bahwa pemerintah dapat segera membebaskan keempat WNI lainnya," ujar Meutya.
Meutya menilai, tidak perlu ada pihak atau kelompok yang merasa paling berjasa atas pembebasan 10 WNI ini.
Menurut dia, semua kelompok yang terlibat baik pemerintah maupun non pemerintah layak diapresiasi.
"Dalam upaya diplomasi, memang jarang satu faktor saja menjadi penentu. Semua faktor mendukung dan saling berkaitan, semua yang turut membantu perlu kita apresiasi. Namun tentu semua harus dalam koordinasi pemerintah agar tidak terjadi tumpang tindih," ucap Politisi Partai Golkar ini.
Sejak 26 Maret 2016, sepuluh awak kapal pandu Brahma 12 beserta muatan batubara milik perusahaan tambang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, disandera kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf.
Para awak kapal dan seluruh muatan batubara dibawa penyandera ke tempat persembunyian mereka di salah satu pulau di sekitar Kepulauan Sulu.
Kelompok Abu Sayyaf kemudian meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14 miliar untuk membebaskan para sandera.
Kepala kepolisian Jolo Filipina, Junpikar Sitin mengatakan, mereka dibebaskan pada Minggu (1/5/2016) tengah hari.
Beberapa orang tak dikenal mengantar semua orang kru kapal tunda itu ke kediaman Gubernur Abdusakur Tan Jnr di Pulau Jolo di tengah hujan lebat.
Pada Minggu sore, Presiden Joko Widodo kemudian menyampaikan informasi soal dibebaskannya 10 WNI tersebut.
Tanpa menyebut detil siapa yang dia maksud, Presiden mengucapkan terima kasih yang besar bagi anak bangsa yang turut membantu pembebasan sandera itu.
Kedua, atas nama negara, Presiden juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.