JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Istana Kepresidenan memberikan imbauan agar masyarakat mewaspadai modus penipuan yang mengatasnamakan seorang menteri.
Saat ini, telah terbongkar kasus penipuan dengan modus menawarkan jabatan di lembaga negara maupun BUMN dengan mencatut nama Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Bey Machmudin mengatakan, Kementerian Sekretariat Negara menyampaikan bahwa Menteri Sekretaris Negara dan seluruh jajarannya tidak pernah menawarkan jabatan atau penawaran apa pun di luar ketentuan perundang-undangan.
"Masyarakat harap berhati-hati dan selalu melakukan pengecekan ulang bila mengetahui ada tawaran jabatan, apalagi yang menuntut pemberian imbalan," kata Bey melalui pernyataan tertulis, Selasa (8/3/2016).
Ia menuturkan, saat ini aparat penegak hukum sudah menangani kasus penipuan tersebut.
Berdasarkan hasil pelacakan nomor telepon, seorang tersangka telah ditangkap oleh Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Saat ini sedang dalam pengembangan dan penyidik Polda Metro Jaya," ucap Bey.
Ia berharap masyarakat melaporkan kepada yang berwajib apabila mengetahui ada tindak kejahatan penipuan dengan modus mencatut nama menteri.
Selain kasus pencatutan nama Mensesneg, upaya pencatutan nama dan penipuan juga terjadi dengan mengatasnamakan Staf Khusus Presiden.
Hingga saat ini, Presiden RI hanya mempunyai empat orang staf khusus, yakni Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, Lenis Kogoya, dan Johan Budi.
"Jika ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai Staf Khusus Presiden selain empat pejabat tersebut, kami mohon bantuan masyarakat untuk melaporkannya kepada pihak berwajib," tutur Bey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.