Informasi aliran dana tersebut diketahui berdasarkan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang bekerja sama dengan Australian Transaction Reports and Analysis Center (Austrac).
Namun, aliran dana yang masuk tersebut bukan untuk aksi terorisme di Jalan MH Thamrin beberapa waktu lalu.
(Baca: Senjata dan Dana Aksi Teror di Kawasan Sarinah Berasal dari Luar Negeri)
"Dana dari Australia itu masuk hampir Rp 7 miliar, tetapi bukan untuk aksi di Thamrin," ujar Luhut di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Sebelumnya, pasca-teror bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016), PPATK menemukan adanya aliran dana dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia yang diduga kuat untuk membiayai aksi teror di Tanah Air.
(Baca: WNI Tokoh Sayap Militer ISIS Kirim Rp 1 Miliar Melalui Tersangka Bom Thamrin)
Penelusuran itu dilakukan atas permintaan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. PPATK menelusuri hingga beberapa tahapan, mulai dari pengiriman pertama hingga ke mana saja alokasi dana itu di Indonesia.
Dari situ, PPATK dan Densus 88 mengetahui secara pasti peta aliran dana jaringan teror di Indonesia, termasuk siapa-siapa saja orang yang terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.