JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mulai mempertimbangkan menerima bantuan dari luar negeri untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera serta Kalimantan. Pertimbangan menerima bantuan itu muncul karena kondisi di lapangan semakin memprihatinkan.
"Kelihatannya memang ada keperluan untuk menerima dukungan, apakah dari Singapura, Rusia, dan lain-lain," kata Siti, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Siti menuturkan, bantuan paling utama yang diperlukan Indonesia adalah pesawat angkut, pesawat untuk melakukan water bombing, dan hujan buatan. Ia melanjutkan, tawaran bantuan datang dari Singapura, Rusia, Malaysia, Australia.
"Kemungkinan juga China atau Jepang dan lain-lain, jadi masih dibuka," ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung sempat mengatakan bahwa pemerintah memutuskan menolak bantuan yang ditawarkan oleh Singapura dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Menurut Pramono, pemerintah tidak ingin pemadaman kebakaran diklaim oleh negara lain.
"Intinya begini, sebenarnya pemerintah sama sekali tidak menutup diri terhadap bantuan, tetapi pemerintah tidak mau kemudian bantuan itu diklaim. Ini kan pemerintah sedang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan, termasuk statusnya. Jangan sampai kemudian ini diklaim karena mereka (negara lain)," ujar Pramono.
Menurut dia, pemerintah sangat serius mengatasi persoalan asap yang masih terjadi hingga kini. Dengan demikian, upaya pemerintah itu, menurut Pramono, jangan sampai dicaplok oleh negara lain, apabila ada bantuan luar negeri yang masuk.
"Ini karena kerja kita, dan kita serius, sungguh-sungguh untuk menangani persoalan asap ini," kata Pramono. (Baca: Pemerintah Tolak Bantuan Singapura untuk Tangani Kabut Asap)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.