Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

72 Orang Lolos Seleksi Tahap II Calon Anggota Ombudsman

Kompas.com - 16/09/2015, 12:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Calon Anggota Ombudsman menuntaskan seleksi tahap kedua berupa tes obyektif dan pembuatan makalah. Dari 237 orang calon yang lolos pada seleksi administrasi tahap pertama, 72 orang lolos seleksi tes obyektif dan pembuatan makalah itu.

"Berdasarkan hasil tes obyektif dan pembuatan makalah, pendaftar yang dinyatakan lulus seleksi tes obyektif dan pembuatan makalah sebanyak 72 orang," ujar Ketua Pansel Ombudsman Agus Dwiyanto dalam jumpa pers di kantor Sekretariat Negara, Rabu (16/9/2015).

Dari jumlah tersebut, calon paling banyak memiliki latar belakang akademisi, yakni 22 orang. Selain akademisi, ada pula pegawai negeri sipil yang berasal dari PNS, TNI, dan Polri, yakni sebanyak 15 orang. Ada juga yang berasal dari Ombudsman, baik anggota, asisten, ataupun pegawai lembaga tersebut yang jumlahnya mencapai 11 orang. Calon lain ada yang berlatar belakang praktisi 7 orang dan beragam profesi sebanyak 17 orang.

Dilihat dari latar belakang pendidikan, mayoritas peserta yang lolos seleksi tahap kedua memiliki gelar master, yakni 41 orang. Adapun calon yang bergelar sarjana mencapai 12 orang, gelar doktor sebanyak 16 orang, dan profesor sejumlah 3 orang. Adapun jumlah calon anggota yang perempuan sebanyak 9 orang dan 63 laki-laki.

Seluruh calon anggota ini akan menjalani seleksi tahap tiga, yakni profile asessment. Seleksi ini akan diselenggarakan pada 21 September pukul 09.00 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Gaharu I nomor 1, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com