Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua LIPI Ingatkan Indonesia Kekurangan Peneliti

Kompas.com - 27/08/2015, 17:11 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain mengatakan, anggaran belanja untuk penelitian dan pengembangan (litbang) ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih rendah, hanya sebesar 0,09 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Iskandar pada saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional XXVI AIPI dengan tema "Membaca 70 Tahun Indonesia Merdeka: Tantangan Menuju Negara Demokrasi Berkeadilan" di Gedung Widyagraha LIPI, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Menurut Iskandar, anggaran belanja ini merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara. Anggaran yang minim berpotensi menghambat Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan regional dan global.

"Sementara Malaysia mampu mencapai 2 persen, China di atas 2 persen, Amerika mendekati 3 persen, dan Israel 4 persen. Kita 0,1 persen saja belum," kata dia.

"Negara maju sudah membuktikan bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu negara itu ditopang oleh pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, indikator kedua adalah jumlah peneliti di Indonesia memiliki rasio perbandingan yang dinilai tidak ideal. Menurut dia, saat ini rasio perbandingan peneliti dan penduduk di Indonesia adalah 90 peneliti per satu juta penduduk. Hal ini jauh berbeda dengan rasio perbandingan yang dimiliki oleh negara lain.

"Kalau kita coba lihat negara BRICK, Brasil, Rusia, India, China, dan Korea. Brasil memiliki 700 peneliti per 1 juta penduduk, Rusia memiliki 3.000 peneliti per 1 juta penduduk, India memiliki 160 peneliti per 1 juta penduduk, China memiliki 1.020 peneliti per 1 juta penduduk, dan Korea memiliki 5.900 peneliti per 1 juta penduduk," kata Iskandar.

Lebih lanjut, Iskandar menjelaskan, indikator ketiga terkait dengan jumlah lembaga riset yang ada di suatu negara. Menurut dia, jumlah lembaga riset di Indonesia masih sedikit. Padahal, kata Iskandar, begitu banyak masalah yang perlu diselesaikan secara bersama-sama.

"Di Amerika itu, ada 390 lembaga riset, di Jerman ada lebih dari 190, di Jepang di atas 70, di Indonesia ya bisa kita hitung sendiri," kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, dengan mempertimbangkan tiga indikator tersebut, diharapkan dapat menopang cita-cita mewujudkan Indonesia yang memiliki demokrasi berkeadilan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Nasional
Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Nasional
KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

Nasional
KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Nasional
Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Nasional
Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Nasional
Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Nasional
Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Nasional
Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Nasional
Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Nasional
Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Nasional
Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Nasional
Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com