Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Formasi Tim Nakula yang Bertugas dalam Upacara Penurunan Bendera Pusaka

Kompas.com - 17/08/2015, 16:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upacara penurunan bendera Merah Putih akan digelar pada pukul 17.00 WIB sore nanti, Senin (17/8/2015), di halaman Istana Merdeka, Jakarta. Bendera pusaka itu akan dikembalikan kepada Presiden Joko Widodo.

Pada pagi hari tadi, upacara pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh tim Sadewa Paskibraka 2015. Dalam upacara penurunan bendera pusaka, giliran tim Nakula yang bertugas.

Adapun formasi tim Nakula Paskibraka yang akan menurunkan bendera pusaka adalah sebagai berikut; Rani Noerinsan, siswi SMAN 3 Gorontalo, akan bertugas membawa baki bendera pusaka.

Sementara, Djenny Maria Sidney siswi SMA YPPK Asisi Sentani, Papua, dipercaya sebagai cadangan pembawa baki bendera pusaka.

Anggota paskibraka yang akan menurunkan bendera pusaka adalah Daulat Halomoan Simatupang siswa SMAN 1 Lirik (Riau), Ricky Satria Pratama siswa SMAN 1 Seunagan (Aceh), dan Muhammad Faisal Sarlan siswa SMAN 1 Uepai (Sultra).

Kapten Kav Sahid Winagiri akan bertindak sebagai komandan Paskibraka.

Sedangkan yang bertindak menjadi komandan upacara adalah Asisten Operasi Kepala Staf Kodam 6 Mulawarman, Kolonel Inf Bambang Trisno Hadi. Bambang adalah peraih penghargaan Adhi Makayasa Akademi Militer 1993.

Saat ini, Presiden Joko Widodo telah berada di lokasi upacara.

Untuk menghibur para tamu yang hadir, ditampilkan pentas seni dari Drum Corps Cendrawasih Akademi Kepolisian Angkatan 47 Detasemen Satrio Pambudi Luhur, asuhan Gubernur Akademi Kepolisian Inspektur Jendral Pol Pudji Hartanto. 

Pergelaran tari dan musikal ini digelar berkolaborasi dengan 220 penari taruna-taruni Akademi Aepolisan angkatan 48 Detasemen Hastadarana dan angkatan 49 Detasemen Prawira Hirya.

Gerak tari yang berpadu dengan alunan musik kontemporer disajikan untuk menegaskan kekayaan budaya nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com