Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Curiga Ada Pihak yang Bermain di Balik Kelangkaan Daging Sapi

Kompas.com - 13/08/2015, 09:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menemukan ribuan sapi siap potong. Temuan ini memperkuat dugaan ada pihak yang bermain di balik kelangkaan daging sapi yang mengakibatkan harganya melambung tinggi.

Polisi menggerebek peternakan dan penggemukan sapi milik PT Brahman Perkasa Sentosa di Jalan Kampung Kelor Nomor 33, Sepatan, Tangerang, dan PT Tanjung Unggul Mandiri di Jalan Tanjung Burung, Desa Kandang Genteng Nomor 33, Teluk Naga, Tangerang.

"Kami curigai ada feedloater yang di dalamnya tersedia sapi siap potong, tapi tidak dipotong," ujar Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti saat ditemui wartawan di Kompleks PTIK, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Pada lokasi penggerebekan pertama, penyidik menemukan 3.146 ekor sapi. Dari jumlah itu, terdapat 500 ekor sapi yang telah memenuhi syarat dipotong, tetapi tidak dipotong. Belum diketahui berapa jumlah sapi yang ditemukan penyidik di lokasi penggerebekan kedua.

"Ini pertanyaan, kenapa tidak dipotong? Kami sedang pelajari dan teliti, apakah ini ada unsur pelanggaran hukumnya atau tidak. Namun, ada indikasi permainan (harga)," kata Badrodin.

Badrodin menduga modus seperti ini juga terjadi pada komoditas lain. Dia mencatat, ada tujuh komoditas yang harganya fluktuatif dan rentan dipermainkan.

Secara terpisah, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor E Simanjuntak menambahkan, di lokasi pertama, penyidik bertemu dengan tiga pemilik peternakan dan penggemukan, yakni berinisial BH, PH, dan SH.

SH memiliki tempat serupa di lokasi yang tak jauh dari lokasi pertama. Penyidik pun melakukan pengembangan ke lokasi kedua. Berdasarkan pemeriksaan ketiganya, lanjut Victor, kedua perusahaan itu mulai menghentikan pelaksanaan aktivitas distribusi sapi siap potong ke rumah pemotongan hewan sejak awal Juli 2015, sebelum hari raya Idul Fiftri.

Victor mengatakan, akibat penghentian aktivitas, pasokan daging berkurang dan menyebabkan harga melambung.

"Kalau pemiliknya terbukti sengaja untuk mempermainkan harga, itu terkena pasal soal penimbunan. Ini tindak pindana," ujar Victor.

Atas temuan tersebut, penyidik menyegel peternakan dan penggemukan sapi di kedua perusahaan tersebut. Selain itu, polisi juga menyita dokumen yang berisi aktivitas perusahaan dan memeriksa pemilik.

Hingga saat ini, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Penggerebekan itu dilakukan sebagai pengembangan dari kasus langkanya pasokan sapi siap potong di Kementerian Pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com