Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tak Bebaskan Visa untuk Turis Australia, Apa Alasannya?

Kompas.com - 16/03/2015, 20:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia akhirnya membebaskan visa untuk 45 negara. Namun, Australia tidak terdapat di antara negara-negara yang diizinkan masuk gratis ke Indonesia itu.

Padahal, turis asal Negeri Kanguru termasuk yang paling banyak mengunjungi Indonesia. Apa alasan Australia tak diberikan bebas visa?

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, Australia memberlakukan universal visa. Artinya, warga negara mana pun yang ingin masuk ke negeri itu diwajibkan memiliki visa. Sementara itu, dia mengatakan, Indonesia menerapkan prinsip resiprokal.

"Artinya, kalau kita berikan (bebas visa), maka kita harus diberikan juga. Enggak akan mungkin ketemu. Meski kita berikan duluan, enggak akan mungkin," ujar Arief di Istana Kepresidenan, Senin (16/3/2015).

Saat ditanya lebih lanjut apakah pemerintah tidak memberikan bebas visa kepada Australia karena hubungan diplomatik yang renggang akibat kasus hukuman mati, Arief menampiknya. Menurut dia, satu-satunya alasan yang mengganjal bebas visa itu adalah universal visa yang diterapkan Australia.

"Enggak ada kaitannya itu," ucap mantan Direktur Utama PT Telkom itu.

Seperti diketahui, hubungan Indonesia dengan Australia sempat memanas setelah pemerintah bersikeras untuk meneruskan pelaksanaan eksekusi mati terhadap dua narapidana kasus narkoba "Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Menurut Arief, dia bisa menjamin bahwa Presiden Joko Widodo akan menyambut kerja sama bebas visa dengan Australia apabila negara itu membuat pengecualian untuk Indonesia.

"Saya berikan jaminan ini. Kalau Pemerintah Aussie mau, saya janji untuk yakinkan Kemenlu dan Presiden, hampir pasti mau," tutur Arief.

Ada 45 negara

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan membebaskan visa untuk 45 negara. Dengan pembebasan visa itu, target kunjungan wisatawan mancanegara diharapakan bertambah 1 juta jiwa menjadi 10 juta jiwa per tahun. Adapun penerimaan negara ditargetkan mencapai 1 miliar dollar AS per tahun. (Baca: Indonesia Bebaskan Visa untuk 45 Negara)

Negara-negara yang akan memperoleh bebas visa berasal dari Asia, Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika.

Negara-negara di Asia tersebut antara lain Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk negara pasifik, bebas visa berlaku untuk Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, dan Meksiko. Lainnya adalah Rusia, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hongaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com