Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian Bantah Ada "Mark Up" Harga BBM untuk Dikorupsi

Kompas.com - 07/01/2015, 18:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil membantah adanya mark up atau penggelembungan harga yang dilakukan pemerintah saat menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan harga gas 12 kilogram. Menurut Sofyan, penetapan harga BBM dan gas elpiji sudah melalui perhitungan yang memastikan harga BBM sama di seluruh Indonesia.

"Jadi, memang ada hal kalau di Jakarta lebih mahal dari seharusnya. Tapi, kalau dilihat, tugas Pertamina ke daerah lain itu semua di-built up, itu sudah dihitung. Jadi, tidak ada mark up dalam arti negatif, tetapi mark up yang sudah dihitung karena Pertamina harus menjamin 19 hari stok, dan itu angkanya luar biasa besar yang selama ini disubsidi semua. Begitu sekarang tugas Pertamina. Oleh karena itu, harus dihitung untuk mencapai harga keekonomiannya," kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Ia menanggapi pernyataan Indonesia Corruption Watch yang menilai ada potensi mark up dalam penetapan harga BBM bersubisidi dan gas 12 kilogram. Menurut perhitungan ICW, harga keekonomian premium untuk Januari 2015 adalah Rp 7.013,67 per liter sehingga penetapan harga premium Rp 7.600 per liter versi pemerintah lebih mahal Rp 586,33 per liter.

Untuk harga solar, ICW menilai bahwa sesungguhnya subsidi yang ditanggung oleh negara bukan Rp 1.000 per liter, melainkan hanya Rp 303,18 per liter. Kemudian, terkait elpiji 12 kg, ICW menghitung harga keekonomiannya per Januari 2015 Rp 9.508 per kg. Dengan demikian, ICW menduga terjadi pemahalan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.717 per kg atau Rp 20.600 per tabung.

Menurut Sofyan, harga BBM bersubsidi yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi karena memperhitungkan biaya lainnya, seperti pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen dan pajak daerah sebesar 5 persen. Ia mengatakan bahwa harga jual BBM bersubsidi di seluruh daerah sebenarnya hampir sama, kecuali di Jawa dan Bali.

Perbedaan harga di Jawa dan Bali ini disebabkan pajak pemerintah daerahnya yang cukup tinggi. "Jadi, bukan maksudnya mark up untuk dikorupsi, melainkan di-mark up untuk biaya itu sehingga ada unsur pro-subsidi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com