Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Buruh Terus Melakukan Unjuk Rasa meski Sering Dicibir Masyarakat

Kompas.com - 10/12/2014, 13:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para buruh tetap melakukan unjuk rasa menyuarakan tuntutan mereka, meski capek dan harus meninggalkan pekerjaan serta keluarga demi kepentingan bersama, yaitu pemenuhan hak-hak buruh.

"Kami tidak mau sebetulnya aksi begini, capek, meninggalkan kerja, keluarga, dan tidak enak dengan perusahaan," kata salah seorang buruh, Marseno, yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Namun, demi kepentingan bersama, yaitu menyuarakan tuntutan mereka atas hak-hak para buruh dan masyarakat, aksi-aksi unjuk rasa tetap dilakukan agar pemerintah merespons dan segera bertindak. "Kita tidak akan pernah lelah untuk aksi-aksi seperti ini," tambah Marseno.

Namun, para buruh juga menyayangkan masih adanya respons negatif dari masyarakat terhadap aksi mereka. "Kadang-kadang saya tidak mengerti masih ada masyarakat yang menganggap kami penyebab hal-hal negatif, misalnya bikin macet. Padahal, aksi ini juga kami lakukan untuk mereka," kata Marseno.

Senada dengan itu, Rusli, pekerja yang juga tergabung dalam FSPMI, melihat sikap dan tanggapan masyarakat atas aksi buruh sebagai sesuatu yang ironis.

"Mereka sebetulnya ikut menikmati. Sebenarnya gerakan kita banyak membantu mereka yang di-PHK. Kita yang dari Cikarang bergerak ke Jakarta, jika aksi berhasil, itu juga akan dinikmati oleh yang bekerja di Jakarta," kata Rusli.

Mereka mengaku, aksi yang dilakukan bukan atas kehendak pribadi atau golongan, melainkan untuk semua orang.

"Pemerintah diam terhadap ketidakadilan bagi buruh dan masyarakat, jadi kita tidak bisa diamkan saja," tambah dia.

Ribuan buruh yang tergabung dalam sejumlah serikat pekerja berunjuk rasa di ibu kota Jakarta untuk menuntut beberapa hal, antara lain kenaikan upah minimum dan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Aksi mereka dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Kepresidenan, dan berlanjut ke Balai Kota DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com