Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapuspen TNI: Insiden di Batam Bukan Konflik TNI dan Polri

Kompas.com - 24/09/2014, 17:50 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya membantah bahwa insiden penembakan empat anggota TNI oleh anggota Brimob di Batam, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu, sebagai konflik antara TNI dan Polri. Ia menilai, insiden tersebut merupakan hal kecil yang terjadi di antara anggota pada jajaran tingkat bawah.

"Jangan bilang ada konflik. Kalau TNI dan Polri terjadi konflik, itu sangat berbahaya. Yang keluar mortir nanti," ujar Fuad saat ditemui di ruang kerja Kapuspen TNI, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/9/2014).

Fuad mengatakan, insiden itu terjadi akibat emosi dan kenakalan anak muda yang akhirnya berujung pada perkelahian. Menurut dia, semua anggota yang terlibat dalam insiden itu adalah anak muda yang pangkatnya masih prajurit satu dan prajurit dua.

Meskipun demikian, Fuad mengatakan, penyelesaian insiden ini tetap memerlukan suatu tim investigasi khusus karena masalah ini sudah menjadi perbincangan dan pembahasan di banyak media sehingga menimbulkan berbagai komentar terhadap institusi, baik TNI maupun Polri.

"Ini kan sebetulnya masalah kecil, bukan institusi Polri dan TNI. Cuma, karena sudah booming, makanya dibentuk tim investigasi," kata Fuad.

Menurut Fuad, saat ini Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah membentuk tim investigasi yang terdiri dari Komando Resor Militer, Komando Daerah Militer, Angkatan Darat, dan akan diikuti juga oleh perwakilan dari Mabes TNI. Hasil investigasi nantinya akan dikumpulkan secara hierarki hingga pada tingkat Mabes TNI. Hasil investigasi tersebut kemudian akan dicek kembali oleh tim investigasi gabungan antara TNI dan Polri. "Supaya transparan dan akurat benar, akan dicek juga tempat kejadian di Mako Brimob dan Batalyon. Masyarakat juga akan diinvestigasi," kata Fuad.

Insiden penembakan terhadap empat anggota TNI dari Batalyon Infanteri 134 oleh anggota Brimob terjadi pada Minggu (21/9/2014) malam (baca: Oknum Brimob Tembak Empat Prajurit TNI Saat Razia BBM Ilegal). Sebelum insiden terjadi, tim gabungan Direktorat Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau dibantu anggota Brimob sedang melakukan tindakan penegakan hukum terhadap pelaku penyimpangan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Perumahan Cipta Asri, Batam, Kepulauan Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com