Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Dinilai Tak Bisa Bedakan Kritik dan Kebencian

Kompas.com - 02/07/2014, 06:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyayangkan pernyataan dari Fahri Hamzah, anggota tim pemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, terkait janji calon presiden Joko Widodo untuk menetapkan 1 Muharam menjadi Hari Santri Nasional.

Menurut Ray, dari pernyataan itu terlihat Fahri tak bisa membedakan antara kritik yang membangun dan kebencian. Pemuatan kata "sinting" di akhir kicauan Fahri yang menyoal janji Jokowi itu adalah diksi kebencian, bukan kritik.

"Fahri membuat definisi sendiri tentang bagaimana ia berbuat dan berkata, lalu menyebut tindakannya sebagai kritik. Dia sedang tidak berbicara di ruang yang kedap suara, tetapi di ruang publik yang memiliki pandangan dan definisi tentang apa itu kritik, kebencian, dan sarkasme," kata Ray melaui pesan elektronik, Rabu (2/7/2014).

Kritik Fahri soal janji Hari Santri itu disampaikan lewat akun Twitter @fahrihamzah pada Kamis (27/6/2014). Dia menulis, "Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"

Jika memang Fahri ingin mengkritik, Ray berpendapat penggunaan kata "sinting" tersebut tidak tepat. Menurut dia, Fahri punya banyak pilihan kata yang lebih halus. "Kritik tidak dengan sendirinya membenarkan munculnya kata-kata yang secara umum dipergunakan untuk menggambarkan ketidakwarasan," kata dia.

Bahkan, imbuh Ray, kalimat tweet Fahri tak mengandung nada kritik selain hanya sekadar pengumbaran kata yang menggambarkan perasaan hati Fahri daripada penilaian kritis. Lagi pula, kata dia, permintaan 1 Muharam ditetapkan menjadi Hari Santri Nasional merupakan usul dari banyak santri yang kemudian ditampung Jokowi.

Karena itu, kata Ray, menyebut persetujuan Jokowi atas usulan tersebut sebagai "sinting" dapat diartikan secara tidak langsung turut mengatakan para santri sebagai pengusul juga sinting. "Karena hal ini menyangkut norma sosial yang berlaku, maka benar adanya sebaiknya hal ini segera dituntaskan oleh Bawaslu," ujar dia.

Ray berharap Bawaslu segera menentukan apakah tweet Fahri ini masuk kategori pelecehan atau memang semata ungkapan kekritisan. "Mengingat waktu pemilu makin dekat, sebaiknya Bawaslu segera dapat menyelesaikannya sehingga kita bisa membedakan apa itu kritik dan apa itu kebencian," tutur dia.

Sebelumnya, Fahri membantah tweet-nya soal janji Jokowi menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri merupakan hinaan untuk Jokowi. Dia berkilah, kicauannya itu merupakan kritik bagi Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com