Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Jaksa Agung : Kasus HAM Prabowo Permainan Lima Tahunan

Kompas.com - 17/06/2014, 15:21 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menghadirkan mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh (2004-2007) untuk memberikan klarifikasi terkait status hukum Prabowo yang selalu dikait-kaitkan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Tampil di panggung pemenangan Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Abdul menjelaskan kasus HAM yang dikaitkan dengan Prabowo hanya sebagai permainan lima tahunan.

Menurut dia, selama menjabat sebagai Jaksa Agung, permintaan dibentuknya peradilan HAM justru tidak mendapat tanggapan serius dari DPR, begitu juga dengan penyelesaian kasus HAM yang disematkan kepada Prabowo.

"Nanti di pemilu lima tahun lagi ini pasti akan mucul lagi, selama saya menjadi jaksa agung ini tidak pernah dibesar-besarkan," kata Abdul, Selasa (17/6/2014).

Selanjutnya Abdul menambahkan dalam penyelesaian kasus HAM harus dimulai dari rekomendasi DPR. Namun kata Abdul, Panitia  Khusus (Pansus) DPR kala itu yang dipimpin politisi PDI Perjuangan Panda Nababan justru tidak berhasil membuktikan Prabowo bersalah sebagai pelanggar HAM.

Selain itu, ia menganggap Panda juga terkesan berpaling dari kasus ini dan menyerahkan kelanjutannya ke Komnas HAM.

"Jadi ujung pangkalnya tidak bisa memahami, sekali lagi ini hanya meramaikan agenda tahunan," ucapnya.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD mengatakan pihaknya sengaja mendatangkan Abdul Rahman Saleh atas dasar selalu maraknya kampanye hitam yang disematkan kepada Prabowo. Mahfud menegaskan kedatangan Abdul ke Rumah Polonia tidak dalam rangka memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta.

"Ini tidak dalam rangka dukungan, kita sengaja undang agar masalahnya jelas, karena selalu saja banyak pemberitaan yang menyudutkan Prabowo," kata Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com