"Sangat tidak humanis jika membandingkan karakter dan berpeluang menimbulkan persepsi liar di tengah masyarakat," kata Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, saat dihubungi Jumat (23/5/2014).
Direktur Emrus Corner itu menambahkan, semua tokoh merupakan aktor sosial yang unik. Membandingkan karakter para tokoh dianggapnya suatu hal yang tidak adil.
Ia mencontohkan figur Joko Widodo yang diusung menjadi bakal capres oleh poros PDI Perjuangan. Menurutnya, Jokowi cenderung polos, amanah dan dapat bekerja jujur karena dibesarkan sesuai budaya Jawa yang khas dengan kehangatan dan kebiasaan bergotong royong.
Sementara bakal capres dari poros Partai Gerindra, Prabowo, kata Emrus, besar di tengah budaya barat dan lama berkarier di militer sebagai prajurit TNI. Lingkungan Prabowo itulah yang dianggapnya membentuk karakter tegas, berani, dan siap mengambil risiko.
"Mari kita bijak memahami karakter setiap tokoh. Mau memilih tokoh berkarakter tegas, berani dan siap mengambil risiko, atau tokoh cenderung polos, amanah dan mau bekerja," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.